Siapa yang tidak suka secangkir kopi hangat yang nikmat di pagi hari? Secangkir kopi yang nikmat dapat memberikan dorongan energi yang diperlukan untuk membantu Anda beranjak dari kasur dan memulai hari. Secangkir kafein juga dapat membantu meningkatkan fokus dan kejernihan pikiran, tetapi semua orang tahu bahwa aroma secangkir kopi hangat ataupun dingin hanya bisa dikalahkan oleh rasa yang lezat.

Penelitian menunjukkan bahwa kafein dari secangkir kopi pagi dapat memberikan berbagai manfaat yang baik bagi kesehatan mulai dari mengoptimalkan tingkat energi dan mendukung kesehatan jantung hingga kemungkinan pencegahan penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson.

Meskipun meminum kopi secara teratur dapat bermanfaat bagi kesehatan, menambahkan bahan-bahan sederhana ini ke dalam secangkir kopi pagi dapat membantu meningkatkan cita rasa serta nutrisi dari minuman favorit Anda di pagi hari.

Kopi Mentega

Hampir semua penikmat kopi pasti pernah mendengar tentang kopi mentega. Resep minuman lezat ini menambahkan 1-2 sendok makan mentega ke dalam 1 cangkir atau 8 hingga 12 ons kopi. Aduk sampai teksturnya menjadi lembut, dan nikmati.

Mengapa ada orang yang ingin menambahkan mentega ke dalam kopi? Menambahkan lemak berkualitas tinggi ke dalam kopi dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan yang luar biasa.

Menambahkan mentega ke dalam kopi dapat membantu mengoptimalkan tingkat energi dan menjaganya agar tetap stabil. Karena kafein memberikan dorongan energi yang cepat dan lemak dalam mentega memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna, tingkat energi dapat tetap stabil tanpa gangguan yang sering kali berasal dari dosis kafein dan gula yang encer.

Penelitian juga menunjukkan bahwa lemak sehat memiliki beberapa manfaat kesehatan yang positif. Dan, manfaat kesehatan potensialnya tidak hanya berkaitan dengan mentega. Lemak lainnya, seperti ghee (minyak samin) atau mentega murni, minyak trigliserida rantai menengah (MCT), atau minyak kelapa, juga bisa ditambahkan ke dalam kopi untuk menambah cita rasa dan nutrisinya.

Sebagai contoh, sebuah penelitian menghubungkan konsumsi ghee dengan insiden penyakit kardiovaskular yang lebih rendah pada pria. Penelitian juga menunjukkan bahwa minyak kelapa dapat meningkatkan kadar lipoprotein densitas tinggi, HDL atau “kolesterol baik” dalam tubuh.

Kopi Kayu Manis

Meskipun kayu manis mungkin bukanlah hal pertama yang terlintas dalam benak saat membayangkan kopi, menambahkan rempah manis ini ke dalam secangkir kopi dapat memberikan manfaat kesehatan yang luar biasa.

Penelitian menunjukkan bahwa kayu manis dapat membantu menurunkan kadar gula darah pada individu yang menderita diabetes dan sindrom metabolik. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang meneliti kayu manis menemukan bahwa kayu manis tidak hanya membantu menurunkan kadar gula darah, tetapi juga membantu menghasilkan lebih banyak protein yang terlibat dalam pensinyalan insulin serta membantu mengatur produksi lipid atau lemak dalam tubuh.

Sebuah meta-analisis, yakni studi yang menggabungkan data dari berbagai penelitian, menemukan bahwa kayu manis membantu mengurangi kadar gula darah puasa, kolesterol, dan trigliserida. Penelitian yang sama menemukan bahwa kayu manis membantu meningkatkan HDL atau “kolesterol baik”.

Penelitian juga menunjukkan bahwa manfaat kesehatan kayu manis antara lain, menurunkan tekanan darah dan memiliki kemampuan untuk memburu radikal bebas. Sinergi yang kuat dari kopi dan kayu manis bisa menjadi kombinasi yang sangat bernutrisi dengan rasa yang nikmat.

Kopi Kolagen

Kolagen merupakan protein yang diproduksi oleh tubuh. Kolagen membentuk sekitar 30% dari total protein tubuh serta membantu menopang tulang, otot, jaringan ikat, dan kulit. Meskipun kolagen membantu menjaga dan menopang struktur tubuh, penelitian menunjukkan bahwa kolagen juga berperan dalam kesehatan secara menyeluruh.

Sebagai contoh, sebuah penelitian menemukan bahwa konsumsi kolagen oral dapat membantu mengurangi rasa sakit akibat osteoarthritis/radang sendi sembari meningkatkan pertumbuhan dan proliferasi sel tulang. Selain itu, kolagen juga bermanfaat bagi penampilan dan kesehatan kulit secara menyeluruh. Sebuah meta-analisis yang melibatkan 1.125 orang menemukan bahwa suplementasi kolagen secara oral selama jangka waktu 3 bulan menyebabkan peningkatan hidrasi kulit, elastisitas kulit yang lebih baik, dan berkurangnya kerutan. Peserta yang mengonsumsi suplemen kolagen memiliki kulit yang tampak lebih muda secara keseluruhan.

Penelitian lain menemukan bahwa asupan kolagen oral dapat bermanfaat bagi kesehatan kulit dengan meningkatkan kepadatan kolagen pada dermis atau lapisan tengah kulit. Dermis mendukung epidermis, lapisan luar kulit. Seiring bertambahnya usia, dermis kehilangan kolagen dan menjadi kurang stabil, sehingga menyebabkan lapisan luar kulit kehilangan tampilan mudanya. Penelitian menunjukkan bahwa asupan kolagen dapat mencegah hal ini.

Konsumsi kopi kolagen menjadi cara yang mudah dan nikmat untuk menambah asupan kolagen dalam makanan. Meskipun ada yang meyakini bahwa menambahkan kolagen ke dalam kopi akan merusak protein dan menjadikannya tidak efektif, kenyataannya tidaklah demikian. Kolagen menjadi rusak atau terdegradasi pada suhu sekitar 160 derajat Fahrenheit atau 71 derajat Celcius. Secangkir kopi hangat pada suhu 155 derajat Fahrenheit atau 68 derajat Celcius seharusnya tidak memengaruhi keutuhan kolagen.

Menambahkan kolagen berasa, seperti vanila atau cokelat, ke dalam secangkir kopi dapat membantu meningkatkan nutrisi dan cita rasa.

Kopi Bubuk Kakao

Siapa pun yang pernah mencicipi moka tahu bahwa kopi dan cokelat merupakan kombinasi yang nikmat. Menambahkan bubuk kakao ke dalam secangkir kopi pagi dapat memberikan manfaat kesehatan yang luar biasa.

Penelitian menunjukkan bahwa bubuk kakao dapat bermanfaat bagi kesehatan jantung. Kafein dalam kopi dan kakao dimetabolisme dalam tubuh menjadi senyawa yang disebut dimetilxantin. Penelitian menunjukkan bahwa metilxantin dapat membantu mengatasi diabetes tipe 2 dan meningkatkan kesehatan hati. Selain itu, kakao memiliki efek antiinflamasi dan pelindung jantung yang berfungsi untuk meningkatkan ketersediaan hayati oksida nitrat, meningkatkan fungsi trombosit, serta menurunkan tekanan darah.

Kafein dalam kopi dan kakao dikenal sebagai peningkat energi yang dapat meningkatkan fokus serta perasaan waspada, tetapi bubuk kakao juga bisa menjadi peningkat suasana hati yang bermanfaat. Sebuah studi buta ganda, acak, terkontrol plasebo yang melibatkan kakao menemukan bahwa peserta dalam kelompok kakao mengalami depresi yang lebih ringan dan memiliki tingkat aktivitas dopamin yang lebih tinggi.

Menambahkan bubuk kakao ke dalam kopi dapat memberikan efek sinergis yang kuat yang meningkatkan suasana hati dan produktivitas.

Kopi Jahe

Kopi jahe mungkin terdengar menakutkan karena kopi dan jahe memiliki profil yang pahit dan hambar, tetapi menambahkan jahe ke dalam kopi dapat memberikan manfaat kesehatan yang luar biasa dan menghadirkan cita rasa yang nikmat.

Jahe merupakan tanaman herbal akar yang digunakan sebagai obat tradisional selama berabad-abad. Penelitian menunjukkan bahwa jahe bisa juga memiliki sifat antiinflamasi yang ampuh. Sebuah penelitian menemukan bahwa jahe dapat membantu menurunkan peradangan pada wanita yang kelebihan berat badan dengan kadar gula darah yang tinggi.

Mengonsumsi suplemen jahe membantu mengurangi kadar protein C-reaktif (CRP) dalam tubuh. Kadar CRP yang tinggi merupakan indikasi tingkat peradangan yang tinggi. Sebagai antiinflamasi, jahe juga dapat membantu mengurangi rasa sakit. Sebuah penelitian yang melibatkan 36 peserta yang mengalami nyeri otot menemukan bahwa suplementasi jahe setiap hari selama 11 hari dapat mengurangi persepsi nyeri otot secara signifikan.

Penelitian menunjukkan bahwa jahe juga dapat membantu mengurangi rasa sakit yang terkait dengan osteoarthritis. Sebuah studi buta ganda, terkontrol plasebo yang melibatkan 120 orang dengan osteoartritis lutut menemukan bahwa suplementasi jahe selama tiga bulan dikaitkan dengan pengurangan peradangan dan jumlah produksi sitokin pro-inflamasi yang lebih rendah dalam tubuh.

Meskipun Anda bisa menambahkan jus jahe segar ke dalam kopi, penelitian menunjukkan bahwa jahe kering lebih efektif. Tambahkan satu sendok teh jahe ke dalam secangkir kopi pagi untuk meningkatkan cita rasa dan nutrisinya. Jika rasa jahe pada kopi Anda terlalu menyengat, tambahkan sirup maple atau stevia untuk menambah rasa manis.

Kopi Jamur

Belakangan ini kopi jamur semakin populer, dan pastinya untuk alasan yang baik. Jamur yang biasa digunakan dalam kopi antara lain surai singa, reishi, ekor kalkun, dan cordyceps. Penelitian menunjukkan bahwa jamur seperti surai singa dan cordyceps bertindak sebagai nootropik. Nootropik merupakan senyawa yang dapat meningkatkan serta mendukung fungsi otak dan kognisi.

Sebuah studi buta ganda, acak, terkontrol plasebo yang melibatkan jamur surai singa menemukan bahwa peserta yang menerima asupan surai singa memiliki skor tes fungsi kognitif yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok plasebo.

Penelitian lain menunjukkan bahwa jamur seperti ekor kalkun dan reishi bisa menjadi penguat sistem imun yang ampuh yang membantu merangsang produksi sitokin. Sebuah penelitian acak melibatkan peserta anak-anak yang mengonsumsi olahan jamur reishi dan yoghurt. Setelah 12 minggu, penelitian menemukan bahwa anak-anak yang menerima asupan yoghurt dan reishi memiliki tingkat sel imun dan antibodi yang lebih tinggi yang beredar di aliran darah tanpa efek samping yang merugikan.

Dengan efek sinergis kafein dan jamur seperti surai singa, reishi, ekor kalkun, serta cordyceps, kopi jamur dapat mengoptimalkan energi dan meningkatkan kognisi.

Poin Penting

Kopi menjadi minuman yang disukai di seluruh dunia. Dengan rasanya yang kaya serta kafein untuk meningkatkan energi dan fokus, cobalah untuk membuat secangkir kopi berikutnya lebih beraroma dan bernutrisi dengan menambahkan lemak sehat, herbal, rempah-rempah, dan jamur!

Untuk meningkatkan cita rasa dan nutrisi kopi secara optimal, coba tambahkan sedikit mentega atau minyak MCT, kayu manis, kolagen, bubuk kakao, jahe, atau jamur, dan nikmati secangkir kopi pagi hari yang super lezat.

Referensi:

  1. Allen RW, Schwartzman E, Baker WL, Coleman CI, Phung OJ. Cinnamon use in type 2 diabetes: an updated systematic review and meta-analysis. Ann Fam Med. 2013;11(5):452-459. doi:10.1370/afm.1517
  2. Benson KF, Stamets P, Davis R, et al. The mycelium of the Trametes versicolor (Turkey tail) mushroom and its fermented substrate each show potent and complementary immune activating properties in vitro. BMC Complement Altern Med. 2019;19(1):342. Published 2019 Dec 2. doi:10.1186/s12906-019-2681-7
  3. Bidel S, Tuomilehto J. The emerging health benefits of coffee with an emphasis on type 2 diabetes and cardiovascular disease. Eur Endocrinol. 2013;9(2):99-106. doi:10.17925/EE.2013.09.02.99
  4. Black CD, Herring MP, Hurley DJ, O'Connor PJ. Ginger (Zingiber officinale) reduces muscle pain caused by eccentric exercise. J Pain. 2010;11:894–903.
  5. Choi FD, Sung CT, Juhasz ML, Mesinkovsk NA. Oral collagen supplementation: a systematic review of dermatological applications. J Drugs Dermatol. 2019;18(1):9-16.
  6. Daneault A, Prawitt J, Fabien Soulé V, Coxam V, Wittrant Y. Biological effect of hydrolyzed collagen on bone metabolism. Crit Rev Food Sci Nutr. 2017;57(9):1922-1937. doi:10.1080/10408398.2015.1038377
  7. de Miranda RB, Weimer P, Rossi RC. Effects of hydrolyzed collagen supplementation on skin aging: a systematic review and meta-analysis. Int J Dermatol. 2021;60(12):1449-1461. doi:10.1111/ijd.15518
  8. Gupta R, Prakash H. Association of dietary ghee intake with coronary heart disease and risk factor prevalence in rural males. J Indian Med Assoc. 1997;95(3):67-83.
  9. Henao SLD, Urrego SA, Cano AM, Higuita EA. randomized clinical trial for the evaluation of immune modulation by yogurt enriched with β-glucans from lingzhi or reishi medicinal mushroom, Ganoderma lucidum (Agaricomycetes), in children from Medellin, Colombia. Int J Med Mushrooms. 2018;20(8):705-716. doi:10.1615/IntJMedMushrooms.2018026986
  10. Khaw KT, Sharp SJ, Finikarides L, et al. Randomised trial of coconut oil, olive oil or butter on blood lipids and other cardiovascular risk factors in healthy men and women. BMJ Open. 2018;8(3):e020167. Published 2018 Mar 6. doi:10.1136/bmjopen-2017-020167
  11. Kris-Etherton PM, Keen CL. Evidence that the antioxidant flavonoids in tea and cocoa are beneficial for cardiovascular health. Curr Opin Lipidol. 2002;13(1):41-49. doi:10.1097/00041433-200202000-00007
  12. Mallard B, Leach DN, Wohlmuth H, Tiralongo J. Synergistic immuno-modulatory activity in human macrophages of a medicinal mushroom formulation consisting of Reishi, Shiitake and Maitake. PLoS One. 2019;14(11):e0224740. Published 2019 Nov 7. doi:10.1371/journal.pone.0224740
  13. Mori K, Inatomi S, Ouchi K, Azumi Y, Tuchida T. Improving effects of the mushroom Yamabushitake (Hericium erinaceus) on mild cognitive impairment: a double-blind placebo-controlled clinical trial. Phytother Res. 2009;23(3):367-372. doi:10.1002/ptr.2634
  14. Mozaffari-Khosravi H, Naderi Z, Dehghan A, Nadjarzadeh A, Huseini HF. Effect of ginger supplementation on proinflammatory cytokines in older patients with osteoarthritis: outcomes of a randomized controlled clinical trial. J Nutr Gerontol Geriatr. 2016;35:209–18.
  15. Poles J, Karhu E, McGill M, McDaniel HR, Lewis JE. The effects of twenty-four nutrients and phytonutrients on immune system function and inflammation: A narrative review. J Clin Transl Res. 2021;7(3):333-376. Published 2021 May 27.
  16. Ranasinghe P, Pigera S, Premakumara GA, Galappaththy P, Constantine GR, Katulanda P. Medicinal properties of 'true' cinnamon (Cinnamomum zeylanicum): a systematic review. BMC Complement Altern Med. 2013;13:275. Published 2013 Oct 22. doi:10.1186/1472-6882-13-275
  17. Sharma S, Mandal A, Kant R, Jachak S, Jagzape M. Is cinnamon efficacious for glycaemic control in type-2 diabetes mellitus? J Pak Med Assoc. 2020;70(11):2065-2069.
  18. Shashidhar MG, Giridhar P, Udaya Sankar K, Manohar B. Bioactive principles from Cordyceps sinensis: A potent food supplement - A review. J Funct Foods. 2013;5(3):1013-1030. doi:10.1016/j.jff.2013.04.018
  19. Tuenter E, Foubert K, Pieters L. Mood Components in cocoa and chocolate: the mood pyramid. Planta Med. 2018;84(12-13):839-844. doi:10.1055/a-0588-5534