Diperkirakan tiga perempat orang Amerika mengonsumsi paling sedikit satu suplemen makanan dalam sehari. Dan jika Anda seperti saya, Anda menggunakan sejumlah produk untuk mendukung kesehatan. 

Mungkin Anda mengonsumsi suplemen multivitamin-mineral setiap hari dan menyiapkan seng, ekstrak elderberry , atau vitamin C untuk musim flu dan pilek. Anda juga mungkin mengonsumsi suplemen seperti minyak ikankolagenvitamin Dkalsiummagnesium, atau CoQ10 dan menggunakan produk probiotik untuk meningkatkan kesehatan usus. 

Tetapi ada banyak suplemen lain yang jarang disorot yang harus Anda ketahui. Berikut adalah lima suplemen yang perlu dipertimbangkan untuk ditambahkan ke dalam rejimen kesehatan Anda.

1. Berberin

Apakah Anda ingin menurunkan kadar gula darah dan kolesterol serta mengurangi peradangan? Anda bisa berkonsultasi dengan dokter jika ingin menambahkan berberin ke dalam rejimen suplemen Anda.

Sebagai senyawa alkaloid bioaktif, berberin ditemukan di kulit kayu, akar, dan daun pada sekitar 450 hingga 500 tanaman, termasuk barberry, kunyitgoldenseal, dan anggur Oregon. Seperti halnya kunyit, berberin (alias Kuning Alami 18) berwarna kuning dan pernah digunakan masyarakat luas untuk mewarnai wol dan kulit. 

Berberin telah digunakan secara medis selama lebih dari 3000 tahun. Tabel tanah liat Asyur yang berasal dari 650 SM menggambarkannya sebagai pembersih darah. Berberin memiliki berbagai kegunaan terapeutik, beberapa mekanisme aksi, dan sejarah panjang penggunaan dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan Ayurveda, serta di Amerika Selatan. 

Secara tradisional, berberin telah digunakan untuk mengobati penyakit kulit, pencernaan, dan pernapasan; menyembuhkan tumor, infeksi, dan luka; menyembuhkan wasir, gangguan pencernaan, dan disentri; serta menurunkan demam. Saat ini, berberin digunakan di Tiongkok sebagai pengobatan antibakteri yang dijual bebas untuk diare. 

Berberin bekerja pada tingkat sel dengan merangsang enzim yang disebut adenosine monophosphate-activated protein kinase (AMPK). AMPK mengatur energi sel dan terlibat dalam berbagai proses biologis. Selain itu, senyawa tanaman ini memiliki sifat antijamur dan antibiotik yang dapat melawan infeksi tertentu serta meningkatkan mikrobioma tubuh Anda.

Menurunkan Gula Darah

Penelitian menunjukkan berberin dapat secara signifikan menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2 dan mungkin sama efektifnya dengan obat diabetes metformin. Sebuah uji klinis acak tahun 2008 terhadap 116 pasien dengan diabetes tipe 2 dan dislipidemia (tingkat tidak sehat dari satu atau lebih jenis lemak dalam darah Anda) menemukan bahwa “berberin efektif dan aman dalam pengobatan diabetes tipe 2 dan dislipidemia.” 

Berberin berdampak pada metabolisme glukosa dengan meningkatkan resistensi insulin, meningkatkan sekresi insulin, memperlambat penguraian karbohidrat, dan menghambat produksi glukosa di hati. 

Kesehatan Jantung

Berberin juga dapat membantu melindungi sistem kardiovaskular. Tinjauan sistemik dan meta-analisis dari uji coba terkontrol acak menemukan bahwa mengonsumsi berberin dapat membantu menurunkan kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol LDL sambil meningkatkan kolesterol HDL (baik) secara signifikan. Penelitian lain menemukan bahwa mengonsumsi 500 mg berberin dua kali sehari selama tiga bulan terbukti menurunkan kolesterol sebesar 29%, trigliserida sebesar 35%, dan kolesterol LDL sebesar 25%. 

Penelitian menunjukkan berberin dapat mengurangi cedera pada kondisi iskemik seperti saat stroke atau serangan jantung. Senyawa ini juga dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi stres antioksidan. 

Kesehatan Kognitif

Berberin juga bermanfaat bagi sistem saraf. Penelitian menunjukkan berberin dapat memperlambat perkembangan Alzheimer dan membantu mengobati gangguan suasana hati seperti depresi dan gangguan bipolar.

Meningkatkan Fungsi Hati

Berberin juga dapat membantu meningkatkan fungsi hati, terutama pada penderita penyakit hati berlemak nonalkohol. Sebuah meta-analisis dari enam uji coba terkontrol acak yang mengamati berberin sebagai pengobatan untuk penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD) menyimpulkan, “berberin memiliki manfaat yang positif terhadap lipid darah, glukosa darah, fungsi hati, resistensi insulin, dan kondisi hati berlemak dari pasien NAFLD.”

Menurunkan Berat Badan

Meskipun hanya ada sedikit penelitian seputar berberin dan penurunan berat badan, beberapa penelitian menemukan bahwa senyawa ini dapat menurunkan indeks massa tubuh (IMT). Dalam uji klinis terhadap 37 pria dan 68 wanita berusia 32 tahun dengan sindrom metabolik yang baru didiagnosis (kombinasi lipid tinggi, gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi), mereka yang mengonsumsi 0,3 g berberin tiga kali sehari selama 12 minggu mengalami penurunan IMT yang signifikan dari 31,5 menjadi 27,4. Sebuah penelitian pada hewan menemukan berberin meningkatkan metabolisme tikus yang diberi makanan tinggi lemak.

Perhatian

Uji klinis menunjukkan bahwa berberin umumnya aman, tetapi senyawa ini dapat berinteraksi dengan obat tertentu, terutama obat yang dikonsumsi untuk diabetes dan tekanan darah tinggi. Jadi, konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi berberin. Anak-anak, wanita yang sedang hamil atau menyusui, dan orang-orang dengan alergi tanaman tertentu tidak boleh mengonsumsi berberin.

2. Akar Emas/Rhodiola Rosea

Merasa stres, cemas, atau lelah? Ingin meningkatkan energi dan vitalitas serta kesehatan secara menyeluruh? Anda bisa mencoba Rhodiola rosea (akar emas). Juga dikenal sebagai rosenroot, golden root, arctic root, dan Hongjingtain dalam bahasa Tiongkok, Rhodiola rosea merupakan tanaman obat yang ditemukan di daerah dingin dan dataran tinggi di Arktik, Asia, dan Eropa. 

Dilaporkan memiliki efek antipenuaan, akar emas telah digunakan dalam pengobatan tradisional di Rusia, Skandinavia, dan bagian lain Eropa selama berabad-abad untuk mempercepat penyembuhan, mengobati kelelahan dan kelemahan, mengurangi stres, serta meningkatkan kesehatan. Saat ini, akar emas digunakan untuk meningkatkan energi dan stamina, mengoptimalkan kinerja atletik, serta mengendalikan stres dan kecemasan. 

Adaptogen yang Ampuh

Seperti halnya ginseng Asia, ashwagandha, dan beberapa jamur obat (cordyceps dan surai singa), akar emas merupakan adaptogen, yakni zat alami yang membantu tubuh mengatasi stres fisik, lingkungan, dan emosional, serta meningkatkan homeostasis. Secara umum, adaptogen juga bermanfaat karena cenderung tidak beracun bila dikonsumsi dalam dosis normal. 

Adaptogen memiliki dampak ganda, yakni merangsang pelepasan hormon stres dan meningkatkan metabolisme energi. Adaptogen juga dapat meningkatkan atau menurunkan reaksi kimia dalam tubuh tergantung apa yang Anda butuhkan. Ketika Anda merasa stres, adaptogen membantu menurunkan kadar kortisol. Ketika Anda lelah, adaptogen dapat meningkatkan kadar kortisol, memberikan lebih banyak energi untuk menyelesaikan sesuatu. 

Saat ini, akar emas menjadi adaptogen utama untuk stres yang disetujui oleh Komite Produk Obat Herbal (HMPC), komite Badan Obat Eropa yang bertanggung jawab untuk menyusun dan mengevaluasi data ilmiah.

Mengurangi Kelelahan

Salah satu bidang penelitian akar emas yang paling menarik adalah seputar penggunaannya untuk mengobati burnout/kelelahan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui burnout/kelelahan sebagai masalah yang meluas dan mendefinisikannya sebagai “sindrom yang dikonseptualisasikan sebagai akibat dari stres kronis di tempat kerja yang belum berhasil dikendalikan.” 

Sebuah uji klinis terhadap 118 orang berusia 30 hingga 60 tahun yang menderita kelelahan menemukan bahwa pengobatan harian dengan 400 mg ekstrak akar emas selama 12 minggu mampu meningkatkan berbagai hasil yang terkait dengan sindrom tersebut. Perbaikan terlihat hanya dalam seminggu dan terus meningkat selama penelitian dengan beberapa efek samping yang merugikan.

Meningkatkan Kewaspadaan dan Suasana Hati

Merasa murung atau tidak fokus? Akar emas dapat membantu melawan kelelahan sambil meningkatkan kognisi, konsentrasi, dan suasana hati. Dalam sebuah penelitian terhadap 100 orang dengan gejala kelelahan yang berkepanjangan atau kronis, mereka yang mengonsumsi 400 mg akar emas setiap hari selama delapan minggu dilaporkan mengalami stres dan kelelahan yang lebih ringan serta mengalami peningkatan suasana hati, fokus, dan kualitas hidup. 

Dalam penelitian lain, pasien yang mengonsumsi 170 mg ekstrak akar emas sehari selama enam minggu mengalami penurunan yang signifikan dalam gejala depresi secara keseluruhan, termasuk insomnia, ketidakstabilan emosional, dan somatisasi (gejala fisik yang terkait dengan stres dan emosi, seperti sakit kepala, kelelahan, dan sakit punggung). 

Penelitian pada hewan telah menemukan bahwa akar emas dapat mengoptimalkan fungsi otak serta meningkatkan suasana hati dan daya ingat. Adaptogen ini juga sedang diteliti sebagai pengobatan untuk beberapa penyakit terkait penuaan, termasuk Alzheimer. 

Penggunaan dan Keamanannya

Akar emas umumnya dikonsumsi sebagai suplemen yang terbuat dari bubuk akar atau sebagai ekstrak yang telah distandardisasi. Anda dapat menambahkan akar emas ke dalam makanan atau minuman, mengonsumsinya sebagai kapsul, atau dalam bentuk tingtur. Menurut Pusat Nasional untuk Kesehatan Komplementer dan Integratif, akar emas telah digunakan dengan aman dalam penelitian yang berlangsung selama enam hingga 12 minggu. Namun, tidak banyak informasi tentang apakah akar emas aman digunakan selama kehamilan atau saat menyusui. 

3. Ekstrak Daun Zaitun

Anda mungkin mengetahui kalau minyak zaitun merupakan sumber yang kaya akan lemak sehat dan antioksidan serta sangat cocok digunakan sebagai bumbu perendam, saus salad, dan tumisan. Tapi tahukah Anda bahwa ekstrak yang terbuat dari daun pohon zaitun memiliki banyak manfaat bagi kesehatan? Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pohon zaitun dapat melakukan segalanya mulai dari menurunkan tekanan darah dan kolesterol hingga mendukung penurunan berat badan.

Sebagai simbol kekuatan surgawi, tanaman zaitun telah digunakan sebagai obat selama berabad-abad. Tanaman zaitun berasal dari Mesir kuno, di mana tanaman ini digunakan dalam upacara mumifikasi. Menurut legenda, Athena, dewi kebijaksanaan, menghadiahkan pohon zaitun kepada umat manusia. Daun zaitun masih digunakan dalam pengobatan tradisional di negara-negara termasuk Yunani, Italia, dan Spanyol untuk mengobati flu dan pilek, melawan infeksi, dan menyembuhkan kulit. 

Manfaat kesehatan tanaman ini sebagian besar berasal dari oleuropein, polifenol yang ditemukan dalam daun dan minyaknya. Seperti halnya vitamin C dan vitamin E, oleuropein bertindak sebagai antioksidan, mengimbangi stres oksidatif dan mengurangi peradangan. Penelitian pada hewan menunjukkan oleuropein dapat mendukung kesehatan jantung dengan menurunkan kolesterol dan tekanan darah, mengurangi aterosklerosis, serta melindungi jantung dari kerusakan. 

Studi populasi secara konsisten menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan Mediterania, yang memasukkan banyak minyak zaitun bersama dengan berbagai buah-buahan, sayuran, legum, biji-bijian utuh, dan ikan, serta lebih sedikit porsi daging merah, mengalami insiden penyakit kronis yang lebih rendah. Penelitian menunjukkan bahwa oleuropein mungkin merupakan bahan kimia dalam minyak zaitun yang bertanggung jawab untuk aktivitas antitumor. 

Dukungan untuk Diabetes

Pengobatan tradisional sering menggunakan kombinasi ekstrak daun zaitunkunyit, dan kelabat untuk mengendalikan diabetes. Ketiganya dapat meningkatkan cara tubuh menggunakan insulin, hormon yang bertanggung jawab untuk mendapatkan glukosa dari aliran darah ke dalam sel. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak daun zaitun dapat mengurangi hiperglikemia dan hiperinsulinemia. 

Mengontrol Berat Badan

Ekstrak daun zaitun juga dapat membantu Anda mengontrol berat badan. Dalam penelitian pada hewan, ekstrak daun zaitun telah membantu mencegah obesitas serta mengurangi akumulasi lemak visceral, dan kadar lipid serum pada tikus yang diberi makanan tinggi lemak. Para ilmuwan meyakini bahwa ekstrak daun zaitun bekerja dengan mengubah molekul penghasil lemak pada tingkat genetik, sehingga lemak yang disimpan lebih sedikit. 

Manfaat Lainnya

Penelitian pada hewan menunjukkan oleuropein dapat melindungi hati dan mencegah perkembangan penyakit hati berlemak nonalkohol. Penelitian tambahan sedang mencari efek pelindung saraf dari oleuropein untuk mencegah atau mengurangi kerusakan atau kerugian dari penyakit Parkinson dan Alzheimer. 

Sifat antimikroba dari oleuropein dapat meningkatkan resistensi terhadap mikroba yang dapat membuat Anda jatuh sakit, seperti salmonella dan bakteri resisten antibiotik. Sifat antivirus oleuropein juga dapat membantu memerangi herpes dan HIV. Laporan anekdotal menunjukkan bahwa mengonsumsi ekstrak daun zaitun saat gejala pilek atau flu melanda dapat mencegah atau mempersingkat durasi penyakit. Berkumur dengan teh daun zaitun juga dapat membantu menyembuhkan sakit tenggorokan dengan mengurangi peradangan dan aktivitas virus. 

Penggunaan dan Keamanannya

Ekstrak daun zaitun tersedia dalam bentuk suplemen, teh, atau tingtur. Penelitian menunjukkan dosis 500 hingga 1.000 mg setiap hari memberikan efek kesehatan yang bermanfaat. Suplemen ini dapat menurunkan tekanan darah dan kadar gula darah, jadi penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda telah didiagnosis menderita hipertensi atau diabetes. Wanita hamil atau menyusui sebaiknya menghindari ekstrak daun zaitun karena tidak ada cukup data yang menunjukkan bahwa ekstrak daun zaitun aman untuk populasi ini. 

4. Pektin Jeruk yang Dimodifikasi

Banyak orang mengonsumsi serat, bagian dari makanan nabati yang tidak kita cerna, sebagai suplemen untuk membantu membersihkan usus, meningkatkan kesehatan usus, menurunkan kadar kolesterol, membantu mengendalikan berat badan, serta membantu mengontrol kadar gula darah. Suplemen serat umum berasal dari psylliumoat, serta biji-bijian lainnya dan benih

 Pektin jeruk yang dimodifikasi (MCP) merupakan jenis serat tambahan lain yang mungkin belum pernah Anda dengar. MCP terbuat dari kulit dan bulir buah jeruk seperti jeruk, lemon, limau, dan jeruk bali. Karena tubuh tidak dapat menyerap pektin secara langsung, pektin dalam kulit buah diubah sehingga dapat diserap ke dalam aliran darah dan digunakan oleh tubuh.

MCP juga dapat membantu proses detoksifikasi dengan menghilangkan (mengkelat) logam beracun seperti arsenik, kadmium, dan timbal tanpa menurunkan kadar mineral bermanfaat seperti kalsiummagnesium, dan seng

Menurunkan Kolesterol

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pektin yang dimodifikasi dan yang tidak dimodifikasi dapat membantu mencegah penyakit jantung dengan menurunkan kolesterol dan tekanan darah. Sebuah uji klinis acak menemukan bahwa mengonsumsi pektin yang dikombinasikan dengan gom guar dapat mengurangi kolesterol LDL sebesar 12,1% pada subjek dengan kadar ringan hingga sedang.

Menyeimbangkan Pencernaan

MCP juga dapat mendukung sistem pencernaan. Seperti halnya prebiotik, MCP membantu memperbaiki kesehatan mikrobioma dengan meningkatkan rasio bakteri baik dan jahat di usus. 

Penelitian telah menunjukkan bahwa MCP dapat membantu mengurangi gejala yang terkait dengan sindrom iritasi usus besar (IBS). Sebuah uji coba terkontrol acak dari 87 pasien dengan IBS dan diare menunjukkan bahwa subjek yang mengonsumsi MCP setiap hari memiliki gejala yang jauh lebih ringan, tinja yang lebih terbentuk, dan kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan dengan subjek kontrol. 

5. Vitamin K

Pertama kali ditemukan pada tahun 1929 di Jerman, vitamin K memperoleh namanya dari kata dalam bahasa Jerman, yakni “Koagulationsvitamin.” Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang memengaruhi berapa banyak protein yang berfungsi dalam tubuh. Protein protrombin, yang bertanggung jawab untuk pembekuan darah, dan osteocalcin, yang membentuk jaringan tulang yang sehat, memerlukan vitamin K. 

Selain penting untuk pembekuan darah, vitamin K berkontribusi pada kesehatan tulang dan jantung, meningkatkan sensitivitas insulin, serta dapat mengurangi risiko penyakit kronis. Vitamin K bekerja dengan membantu memastikan kalsium menuju ke tempat yang memerlukannya (tulang) dan bukan ke tempat yang tidak memerlukannya (pembuluh darah dan ginjal). Penelitian menunjukkan bahwa vitamin K dapat membantu mencegah patah tulang karena osteoporosis dan kalsifikasi vaskular yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. 

Mikronutrien ini tersedia dalam dua bentuk, yakni K1 (phylloquinone) dan K2 (menaquinone). K1 ditemukan dalam makanan nabati, terutama sayuran berdaun hijau seperti kale, bayam, collard, kedelai, dan minyak zaitun. K2 ditemukan dalam beberapa makanan yang berasal dari hewan, termasuk ayam, kuning telur, keju, dan dalam makanan fermentasi seperti produk kedelai tradisional Jepang yang disebut natto. Bakteri di usus juga memproduksi K2. Karena larut dalam lemak, Anda dapat meningkatkan penyerapannya dengan mengonsumsi makanan kaya vitamin K dengan makanan berlemak tinggi seperti minyak zaitun.

Asupan yang cukup (AI) untuk vitamin K adalah 90 mikrogram/hari untuk wanita dan 120 mikrogram/hari untuk pria. Meski kebanyakan orang mendapatkan asupan yang cukup melalui makanan saja, bukti menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin K2 dengan vitamin D dan kalsium bisa menjadi pengobatan yang ampuh untuk osteoporosis dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular dengan mencegah penumpukan kalsium di arteri yang mengelilingi jantung. Beberapa perusahaan memproduksi suplemen yang menggabungkan vitamin D3 dan kolekalsiferol dengan K2. 

Obat-obatan seperti antibiotik dapat menghancurkan bakteri usus yang memproduksi vitamin K. Orang yang mengonsumsi obat ini mungkin berisiko lebih tinggi mengalami defisiensi. 

Poin Penting

Anda mungkin sudah mengenal suplemen umum seperti multivitamin, vitamin D, seng, CoQ10, dan minyak ikan. Namun berberinakar emasekstrak daun zaitunpektin jeruk yang dimodifikasi, dan vitamin K merupakan suplemen yang kurang dikenal yang menawarkan berbagai manfaat kesehatan potensial. Kenali suplemen yang jarang disorot ini sehingga Anda dapat menyesuaikan rejimen kesehatan Anda dengan kebutuhan tubuh Anda. 

Referensi:

  1. Anghelescu IG, Edwards D, Seifritz E, Kasper S. Stress management and the role of Rhodiola rosea: a review. Int J Psychiatry Clin Pract. 2018 Nov;22(4):242-252. doi: 10.1080/13651501.2017.1417442. Epub 2018 Jan 11. PMID: 29325481.
  2. DiNicolantonio JJ, Bhutani J, O'Keefe JH. The health benefits of vitamin K. Open Heart. 2015 Oct 6;2(1):e000300. doi: 10.1136/openhrt-2015-000300. PMID: 26468402; PMCID: PMC4600246.
  3. Azémar M, Hildenbrand B, Haering B, Heim ME, Unger C. Clinical Benefit in Patients with Advanced Solid Tumors Treated with Modified Citrus Pectin: A Prospective Pilot Study. Clinical medicine Oncology. 2007;1. doi:10.4137/CMO.S285
  4. Barbaro B, Toietta G, Maggio R, Arciello M, Tarocchi M, Galli A, Balsano C. Effects of the olive-derived polyphenol oleuropein on human health. Int J Mol Sci. 2014 Oct 14;15(10):18508-24. doi: 10.3390/ijms151018508. PMID: 25318054; PMCID: PMC4227229.
  5. Dong H, Zhao Y, Zhao L, Lu F. The effects of berberine on blood lipids: a systemic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Planta Med. 2013 Apr;79(6):437-46. doi: 10.1055/s-0032-1328321. Epub 2013 Mar 19. PMID: 23512497.
  6. Knopp RH, Superko HR, Davidson M, Insull W, Dujovne CA, Kwiterovich PO, Zavoral JH, Graham K, O'Connor RR, Edelman DA. Long-term blood cholesterol-lowering effects of a dietary fiber supplement. Am J Prev Med. 1999 Jul;17(1):18-23. doi: 10.1016/s0749-3797(99)00039-2. PMID: 10429748.
  7. Lekomtseva Y, Zhukova I, Wacker A. Rhodiola rosea in Subjects with Prolonged or Chronic Fatigue Symptoms: Results of an Open-Label Clinical Trial. Complement Med Res. 2017;24(1):46-52. doi: 10.1159/000457918. Epub 2017 Feb 17. PMID: 28219059.
  8. Neag MA, Mocan A, Echeverría J, Pop RM, Bocsan CI, Crişan G, Buzoianu AD. Berberine: Botanical Occurrence, Traditional Uses, Extraction Methods, and Relevance in Cardiovascular, Metabolic, Hepatic, and Renal Disorders. Front Pharmacol. 2018 Aug 21;9:557. doi: 10.3389/fphar.2018.00557. PMID: 30186157; PMCID: PMC6111450.
  9. Pang B, Zhao LH, Zhou Q, Zhao TY, Wang H, Gu CJ, Tong XL. Application of berberine on treating type 2 diabetes mellitus. Int J Endocrinol. 2015;2015:905749. doi: 10.1155/2015/905749. Epub 2015 Mar 11. PMID: 25861268; PMCID: PMC4377488.
  10. Ramachandran C, Wilk BJ, Hotchkiss A, Chau H, Eliaz I, Melnick SJ. Activation of human T-helper/inducer cell, T-cytotoxic cell, B-cell, and natural killer (NK)-cells and induction of natural killer cell activity against K562 chronic myeloid leukemia cells with modified citrus pectin. BMC Complement Altern Med. 2011 Aug 4;11:59. doi: 10.1186/1472-6882-11-59. PMID: 21816083; PMCID: PMC3161912.
  11. Schwalfenberg GK. Vitamins K1 and K2: The Emerging Group of Vitamins Required for Human Health. J Nutr Metab. 2017;2017:6254836. doi: 10.1155/2017/6254836. Epub 2017 Jun 18. PMID: 28698808; PMCID: PMC5494092.
  12. Wei X, Wang C, Hao S, Song H, Yang L. The Therapeutic Effect of Berberine in the Treatment of Nonalcoholic Fatty Liver Disease: A Meta-Analysis. Evid Based Complement Alternat Med. 2016;2016:3593951. doi: 10.1155/2016/3593951. Epub 2016 Jul 3. PMID: 27446224; PMCID: PMC4947506.
  13. Xu L, Yu W, Jiang J, Feng X, Li N. [Efficacy of pectin in the treatment of diarrhea predominant irritable bowel syndrome]. Zhonghua Wei Chang Wai Ke Za Zhi. 2015 Mar;18(3):267-71. Chinese. PMID: 25809332.
  14. Yin J, Xing H, Ye J. Efficacy of berberine in patients with type 2 diabetes mellitus. Metabolism. 2008 May;57(5):712-7. doi: 10.1016/j.metabol.2008.01.013. PMID: 18442638; PMCID: PMC2410097.
  15. Ying Shen, Su Jin Song, Narae Keum, Taesun Park, "Olive Leaf Extract Attenuates Obesity in High-Fat Diet-Fed Mice by Modulating the Expression of Molecules Involved in Adipogenesis and Thermogenesis", Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, vol. 2014, Article ID 971890, 12 pages, 2014. https://doi.org/10.1155/2014/971890
  16. Jung YC, Kim HW, Min BK, Cho JY, Son HJ, Lee JY, Kim JY, Kwon SB, Li Q, Lee HW. Inhibitory Effect of Olive Leaf Extract on Obesity in High-fat Diet-induced Mice. In Vivo. 2019 May-Jun;33(3):707-715. doi: 10.21873/invivo.11529. PMID: 31028187; PMCID: PMC6559891.
  17. Zhang Y, Li X, Zou D, Liu W, Yang J, Zhu N, Huo L, Wang M, Hong J, Wu P, Ren G, Ning G. Treatment of type 2 diabetes and dyslipidemia with the natural plant alkaloid berberine. J Clin Endocrinol Metab. 2008 Jul;93(7):2559-65. doi: 10.1210/jc.2007-2404. Epub 2008 Apr 8. PMID: 18397984.