Awalnya diposkan pada Februari 2021/Diperbarui Maret 2023

‌‌‌‌Apa itu Seng?

Seng merupakan mineral jejak penting yang ditemukan di setiap sel dalam tubuh manusia. Seng memiliki fungsi utama sebagai komponen di lebih dari 200 enzim. Enzim menggunakan seng untuk membentuk banyak senyawa penting dan komponen struktural yang diperlukan untuk fungsi tubuh manusia. Seng memiliki lebih banyak fungsi bagi reaksi enzimatik dibandingkan mineral lainnya. 

Sebagian besar enzim terdiri dari protein bersama dengan mineral penting dan mungkin vitamin. Enzim tidak dapat berfungsi dengan baik jika kekurangan mineral atau vitamin esensial. Jika kadar seng rendah, maka akan mengganggu hampir setiap sistem tubuh karena peran sentralnya dalam berbagai enzim. Selain perannya dalam enzim, seng diperlukan untuk tindakan yang tepat dari berbagai hormon tubuh, termasuk insulin, hormon pertumbuhan, serta hormon seks seperti testosteron dan estrogen. 

Kadar seng yang memadai sangat penting untuk kesehatan yang baik. Efek menguntungkan dari seng sangatlah banyak. Seng sangat penting bagi fungsi imun yang tepat, penyembuhan luka, fungsi otak dan sensorik, fungsi seksual, serta kesehatan kulit.

Meskipun defisiensi seng yang parah jarang terjadi di negara maju, diyakini bahwa banyak orang di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat, mengalami defisiensi seng marginal, terutama pada populasi bayi dan lanjut usia. Defisiensi seng dapat disebabkan oleh penurunan asupan dan/atau peningkatan penggunaannya. Survei diet menunjukkan bahwa asupan seng rata-rata hanya berkisar antara 47% hingga 67% menurut angka kecukupan gizi (AKG). Menentukan defisiensi seng marginal sangat sulit,1  tetapi dapat tercermin dengan peningkatan kerentanan terhadap depresi, infeksi, penurunan indera perasa atau penciuman, serta sejumlah kelainan kulit ringan, termasuk jerawat dan penyembuhan luka yang buruk. Beberapa temuan fisik lain yang sering berkorelasi dengan status seng yang rendah meliputi penurunan kemampuan untuk melihat di malam hari atau dengan pencahayaan yang buruk, gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak, atrofi testis, sariawan, lapisan putih pada lidah, dan ditandai dengan halitosis (bau mulut).

‌‌‌‌Kondisi Kesehatan Apa Saja yang Dapat Memengaruhi Defisiensi Seng?

Penurunan asupan:

  • Infeksi/peradangan akut
  • Sirosis alkoholik
  • Alkoholisme
  • Anoreksia nervosa
  • Luka bakar
  • Pascatrauma
  • Kekurangan protein
  • Diet vegetarian
  • Kelaparan

Penurunan Penyerapan:

  • Alkoholisme
  • Penyakit seliak
  • Anemia kronis
  • Diabetes melitus
  • Diare
  • Diet tinggi serat
  • Diet tinggi kalsium:rasio seng
  • Diet tinggi zat besi:rasio seng
  • Penyakit radang usus
  • Reseksi Usus
  • Penyakit hati
  • Insufisiensi pankreas

Peningkatan Kebutuhan:

  • Usia tua
  • Kehamilan dan menyusui
  • Penggunaan kontrasepsi oral
  • Percepatan pertumbuhan dan pubertas

‌‌‌‌Manfaat Kesehatan Seng

Seng memainkan peran besar dalam kesehatan secara keseluruhan. Seng memiliki khasiat yang sangat banyak. Dukungan ilmiah untuk suplemen seng didukung dengan sangat baik dalam literatur medis. Ada lebih dari 1.000 studi buta ganda, terkontrol plasebo di mana suplementasi seng bermanfaat dalam mengatasi berbagai gangguan yang berbeda dan dalam memulihkan kesehatan. 

1. Jerawat Dan Masalah Kulit Lainnya

Seng merupakan suplemen yang sangat penting untuk menunjang struktur dan kesehatan kulit, rambut, serta kuku. Suplementasi seng telah terbukti menawarkan manfaat yang cukup besar dalam memperbaiki masalah ini. Seng dapat memperkuat kuku, seng juga sangat penting untuk pertumbuhan dan tekstur rambut, serta diperlukan kulit untuk mempertahankan hidrasi (air) dan kandungan minyak yang tepat.

Suplementasi seng sangat membantu saat kulit terkena jerawat karena dapat memberikan efek menguntungkan pada produksi sebum dan metabolisme hormonal. Kadar seng yang rendah sering ditemukan pada remaja dan bisa menjadi faktor risiko predisposisi untuk jerawat. Beberapa studi buta ganda menunjukkan suplementasi seng menciptakan hasil yang mirip dengan tetrasiklin (antibiotik) pada jerawat superfisial dan hasil yang lebih baik pada jerawat yang lebih besar.2,3 Meskipun beberapa orang dalam studi ini menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam waktu cepat, umumnya diperlukan suplementasi selama 12 minggu sebelum mencapai hasil yang baik. Jadi, bersabarlah.

Seng juga menunjukkan manfaat dalam mendukung penyembuhan luka. Efek ini sangat penting pada penderita diabetes karena mereka berisiko mengalami penyembuhan luka yang sangat lama yang disusul dengan infeksi. Hal yang sama berlaku untuk orang-orang yang rentan terhadap bisul dan folikulitis. 

Pentingnya seng untuk penyembuhan luka jelas ditunjukkan dalam studi buta ganda terhadap 60 pasien dengan ulkus kaki diabetik grade 3.4 Pasien yang memperoleh 50 mg seng (sulfat) per hari menunjukkan perbaikan yang signifikan setelah 12 minggu dalam penyembuhan ulkus serta peningkatan kontrol gula darah, kapasitas antioksidan total dalam darah, kadar glutathion darah, serta penurunan penanda peradangan. Semua perbaikan ini merupakan hasil nyata dari pemulihan kadar seng yang cukup terhadap tubuh.

2. Kesehatan Otak, Kualitas Tidur, dan Suasana Hati.

Defisiensi seng menghasilkan perubahan besar dalam kimia otak, mengakibatkan depresi dan gangguan fungsi mental pada manusia. Defisiensi seng menjadi salah satu kekurangan nutrisi yang paling umum pada anak-anak dan orang tua. Disebutkan bahwa, defisiensi seng menjadi faktor utama dalam perkembangan fungsi mental dan ingatan yang buruk serta suasana hati yang kurang baik pada kelompok usia ini. Tidak mengherankan, studi klinis dengan suplementasi seng telah menunjukkan beberapa efek menguntungkan dalam meningkatkan suasana hati serta beberapa aspek fungsi mental pada anak-anak dan orang tua.5

Defisiensi seng juga cukup umum di beberapa wilayah di dunia, misalnya Timur Tengah. Dalam sebuah penelitian di Iran, asupan makanan seng (secara signifikan lebih rendah di antara subjek dengan gejala depresi ringan sampai berat dibandingkan dengan tanpa atau dengan gejala depresi paling rendah.6

Kelompok lain, di mana defisiensi seng dapat menjadi faktor yang mendasari suasana hati dan fungsi otak yang rendah, adalah orang-orang dengan kelebihan berat badan atau memiliki kontrol gula darah yang buruk. Dalam sebuah penelitian, 50 subjek yang mengalami kelebihan berat badan secara acak dibagi menjadi dua kelompok dan menerima 30 mg seng (monometionin) atau plasebo setiap hari selama 12 minggu. Suplementasi seng menghasilkan skor suasana hati yang lebih baik dan penanda biologis produksi sel otak baru dibandingkan dengan kelompok plasebo.7

Manfaat seng dalam meningkatkan suasana hati dapat dihasilkan dari peningkatan kualitas tidur. Dalam uji klinis buta ganda, 54 perawat pada unit perawatan intensif (ICU) yang mengonsumsi 50 mg seng (sulfat) setiap tiga hari sekali selama satu bulan mengalami peningkatan kualitas tidur yang signifikan. Perbaikan ini berhubungan dengan peningkatan kadar seng dalam darah.8 

3. Selesma

Seng terlibat dalam hampir setiap aspek fungsi imun. Seng disebut sebagai “penjaga gerbang” dari fungsi imun.9 Suplementasi seng telah terbukti membalikkan fungsi imun yang rendah, terutama karakteristik imun yang menurun akibat penuaan.10,11 Efek ini dapat disebabkan oleh pemulihan kadar timulin (hormon yang diproduksi oleh kelenjar timus) dalam darah. Seiring bertambahnya usia, kadar timulin dan hormon timus peningkat imun lainnya berkurang. Berkurangnya hormon ini menyebabkan gangguan fungsi imun dan peningkatan risiko infeksi. Dengan memulihkan kadar timulin, suplementasi seng dapat meningkatkan fungsi imun secara signifikan. Efek lain dari suplementasi seng yang tercatat dalam penelitian pada orang tua adalah meningkatkan status gizi secara keseluruhan. Efek ini menandakan pentingnya seng dalam menyerap dan memanfaatkan nutrisi lain dengan benar.

Seng juga memiliki beberapa aktivitas antivirus langsung, termasuk aktivitas antivirus terhadap beberapa virus yang dapat menyebabkan selesma.12 Penggunaan suplemen seng, terutama sebagai tablet hisap, tampaknya bermanfaat selama flu. Namun, meskipun beberapa penelitian menunjukkan hasil yang baik, penelitian lainnya menunjukkan hasil yang berlainan.13 Ketidakkonsistenan ini disebabkan oleh formulasi tablet hisap yang tidak efektif dalam studi negatif. Agar efektif, seng harus terionisasi dalam air liur. Asam sitrat tampaknya mengurangi keefektifannya. Oleh karena itu, pastikan untuk menggunakan tablet hisap seng yang bebas asam sitrat. Penggunaan tablet hisap yang mengandung seng juga penting untuk meredakan sakit tenggorokan atau selesma. Jangan mengonsumsi buah atau jus jeruk 1/2 jam sebelum dan sesudah tablet hisap larut, karena asam sitrat akan menghilangkan efek seng.

4. Diabetes dan Kontrol Gula Darah

Seng terlibat dalam hampir semua aspek metabolisme insulin: sintesis, sekresi, dan pemanfaatannya. Sayangnya, defisiensi seng sering terjadi pada penderita diabetes.14 Dan tanpa seng yang cukup, insulin tidak bekerja dengan baik. Suplementasi seng dan hampir seluruh vitamin serta mineral yang larut dalam air lainnya sangat penting karena penderita Diabetes umumnya mengeluarkan terlalu banyak seng dan nutrisi lain yang larut dalam air melalui urin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi seng dapat meningkatkan sensitivitas insulin pada orang dengan pradiabetes atau diabetes.15 Seperti yang telah dibahas di atas, seng juga penting untuk penyembuhan luka dan fungsi imun yang tepat, yang sangat penting bagi penderita diabetes.

4. Fungsi Seksual Pria

Seng sangat penting untuk fungsi seksual pria. Senyawa ini terlibat dalam metabolisme hormon, pembentukan sperma, dan motilitas sperma. Kekurangan seng ditandai dengan, antara lain, penurunan kadar testosteron dan jumlah sperma. Kadar seng umumnya jauh lebih rendah pada pria tidak subur dengan jumlah sperma yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa status seng yang rendah dapat menyebabkan kemandulan. Beberapa penelitian buta ganda menunjukkan bahwa suplementasi seng dapat meningkatkan jumlah dan motilitas sperma. Suplementasi seng sangat efektif dalam meningkatkan jumlah sperma pada pria dengan kadar testosteron yang rendah.16

6. Degenerasi Makula

Seng telah terbukti bermanfaat untuk memperbaiki penglihatan dalam mengobati degenerasi makula terkait usia (ARMD). Seng berperan penting dalam metabolisme retina, dan orang tua berisiko tinggi mengalami defisiensi seng.17 Selain studi dengan kombinasi nutrisi, seng itu sendiri telah terbukti memperbaiki ARMD. Hasil yang mengesankan dari suplementasi seng mengarah pada Studi Penyakit Mata Terkait Usia yang terkenal yang dilakukan oleh National Institutes of Health (NIH).

7. Kehamilan

Kadar seng yang rendah dikaitkan dengan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, retardasi pertumbuhan, dan pre-eklampsia, yakni kondisi kehamilan serius yang terkait dengan peningkatan tekanan darah, retensi cairan, dan hilangnya protein dalam urin. Beberapa penelitian terkait suplementasi seng pada masa kehamilan menunjukkan bahwa kelompok yang diberi suplemen seng menunjukkan berat badan dan lingkar kepala yang lebih besar dibandingkan kelompok plasebo, dan komplikasi kehamilan yang lebih sedikit.18

8. Sindrom Pramenstruasi

Sindrom pramenstruasi adalah kejadian umum bagi banyak wanita selama masa reproduksi. Faktor nutrisi tampaknya menjadi faktor yang mendasarinya. Bagi banyak wanita, seng bisa menjadi nutrisi utama untuk menyeimbangkan, karena beberapa studi klinis telah menunjukkan manfaat positifnya. Sebagai contoh, dalam percobaan buta ganda dari 60 mahasiswi muda, peserta yang diberi seng 30 mg/hari mengalami peningkatan yang signifikan dalam skor kualitas hidup, terutama yang berkaitan dengan fisik (tingkat energi, kualitas tidur, berkurangnya nyeri payudara, dll.) dan aspek psikologis (misalnya, skor suasana hati) dalam penilaian kualitas hidup pada wanita muda dengan sindrom pramenstruasi.19,20

9. Artritis Reumatoid

Seng memiliki efek dan fungsi antioksidan dalam enzim antioksidan superoksida dismutase (copper-zinc SOD). Kadar seng umumnya berkurang pada pasien dengan artritis reumatoid dan kondisi peradangan lainnya. Beberapa penelitian telah menggunakan suplementasi seng untuk memulihkan kadar seng yang memadai pada artritis reumatoid, dan beberapa penelitian menunjukkan peningkatan yang sesuai dalam fungsi terkait seng.21 Sebagian besar penelitian memanfaatkan seng dalam bentuk seng sulfat. Hasil yang lebih baik dapat diperoleh dengan menggunakan bentuk seng yang lebih mudah diserap.

9 Jenis Seng

Ada banyak bentuk seng yang bisa dipilih. Meskipun beberapa studi klinis telah menggunakan seng sulfat, bentuk ini tidak terserap dengan baik seperti bentuk lainnya, seperti pikolinat, asetat, sitrat, bisglikinat, oksida, atau monometionin yang merupakan bentuk seng yang sangat baik. Ada data yang mendukung masing-masing bentuk ini sebagai yang dapat terserap dengan baik dan mampu menghasilkan manfaat. Kebanyakan tablet hisap seng dibuat dengan seng glukonat, bentuk yang efektif untuk penggunaan ini.

  1. Seng asetat – Seng yang terikat dengan asam asetat mungkin tidak seefektif tablet hisap oral dalam mengurangi gejala yang berhubungan dengan selesma.22 Penyerapan seng dari seng asetat diserap hampir mirip dengan seng sitrat atau glukonat.
  2. Seng bisglisinat – Penyerapan seng yang terikat pada bisglikinat mirip dengan seng sulfat, tetapi bentuk glisinat mungkin lebih baik digunakan.23
  3. Seng sitrat – Bentuk seng ini diserap hampir mirip dengan seng glukonat.24
  4. Seng glukonat – Bentuk seng ini telah terbukti paling efektif dalam tablet hisap seng untuk mengurangi durasi dan keparahan gejala yang berhubungan dengan selesma.13 Dalam bentuk kapsul dan tablet, penyerapan seng sebagai seng sitrat mirip dengan seng sulfat.
  5. Seng monometionin atau kompleks metionin-sulfat – Dalam penelitian pada hewan, seng yang terikat pada metionin telah terbukti diserap lebih baik dibandingkan seng sulfat.25
  6. Seng orotate – Penyerapan seng orotate mirip dengan seng sulfat, tetapi secara oral penyerapan seng dari seng orotate terjadi dalam periode yang lebih lama.
  7. Seng oksida – Bentuk seng ini diserap pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan bentuk lain bila digunakan sebagai suplemen oral. Seng oksida sering digunakan dalam tabir surya dan obat topikal untuk ruam popok.
  8. Seng pikolinat – Asam pikolinat merupakan senyawa yang disekresikan oleh pankreas untuk secara khusus mengikat seng dan membantu mengangkutnya melintasi lapisan usus. Penelitian terhadap penyerapannya menunjukkan seng pikolinat diserap lebih baik dibandingkan seng sitrat atau glukonat. Seng pikolinat umumnya dianggap sebagai bentuk terbaik dalam mengatasi defisiensi seng yang parah.
  9. Seng sulfat – Meskipun banyak studi klinis telah menggunakan seng sulfat, bentuk ini tidak terserap dengan baik seperti beberapa bentuk seng lainnya, terutama seng pikolinat atau monometionin.

‌‌‌‌Berapa Dosis Umum Penggunaan Seng?

Pada orang dewasa, kisaran dosis untuk suplementasi seng sebagai penunjang kesehatan umum dan selama masa kehamilan atau menyusui adalah 15 sampai 20 mg. Untuk anak-anak, kisaran dosisnya adalah 5 hingga 10 mg. Saat suplementasi seng digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu, kisaran dosis untuk pria adalah 30 sampai 45 mg; untuk wanita 20 sampai 30 mg. Tak perlu melampaui dosis ini.

Selama terserang selesma, gunakan tablet hisap yang memasok 15 hingga 25 mg unsur seng dan larutkan di mulut setiap dua jam setelah dosis ganda awal. Lanjutkan hingga tujuh hari. Karena seng dosis tinggi dapat merusak fungsi imun, hindari asupan harian lebih dari 150 mg seng selama lebih dari satu minggu.

‌‌‌‌Apa Kemungkinan Efek Samping dari Suplementasi Seng?

Jika dikonsumsi saat perut kosong (terutama jika mengonsumsi seng sulfat), suplementasi seng dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan mual. Asupan yang berkepanjangan dengan dosis di atas 150 mg setiap hari dapat menyebabkan anemia, penurunan kadar kolesterol HDL, dan penurunan fungsi imun.

‌‌‌‌Apakah Seng Memiliki Interaksi Terhadap Obat?

Seng dapat menurunkan penyerapan tetrasiklin dan siprofloksasin. Konsumsi suplemen seng minimal 2 jam sebelum atau sesudah minum antibiotik ini.

Obat-obatan berikut dapat menurunkan kadar seng dalam tubuh atau mengganggu penyerapannya: aspirin; AZT (azidotimidin); kaptopril; enalapril; estrogen (kontrasepsi oral dan Premarin®); penisilamin; dan diuretika golongan tiazid. Suplementasi dapat diperlukan untuk mempertahankan status seng pada orang yang mengonsumsi obat-obatan ini.

Referensi:

  1. King JC. Zinc: an essential but elusive nutrient. Am J Clin Nutr. 2011 Aug;94(2):679S-84S.
  2. Dreno B, Moyse D, Alirezai M, et al. Acne Research and Study Group. Multicenter randomized comparative double-blind controlled clinical trial of the safety and efficacy of zinc gluconate versus minocycline hydrochloride in the treatment of inflammatory acne vulgaris. Dermatology. 2001;203(2):135-40.
  3. Meynadier J. Efficacy and safety study of two zinc gluconate regimens in the treatment of inflammatory acne. Eur J Dermatol. 2000 Jun;10(4):269-73. PMID: 10846252.
  4. Momen-Heravi M, Barahimi E, Razzaghi R, et al. The effects of zinc supplementation on wound healing and metabolic status in patients with diabetic foot ulcer: A randomized, double-blind, placebo-controlled trial. Wound Repair Regen 2017 May;25(3):512-520.
  5. Warthon-Medina M, Moran VH, Stammers AL, et al. Zinc intake, status and indices of cognitive function in adults and children: a systematic review and meta-analysis. Eur J Clin Nutr. 2015 Jun;69(6):649-61.
  6. Gonoodi K, Moslem A, Ahmadnezhad M, et al. Relationship of Dietary and Serum Zinc with Depression Score in Iranian Adolescent Girls. Biol Trace Elem Res. 2018 Nov;186(1):91-97.
  7. Solati Z, Jazayeri S, Tehrani-Doost M, Mahmoodianfard S, Gohari MR. Zinc monotherapy increases serum brain-derived neurotrophic factor (BDNF) levels and decreases depressive symptoms in overweight or obese subjects: a double-blind, randomized, placebo-controlled trial. Nutr Neurosci. 2015 May;18(4):162-8.
  8. Baradari AG, Alipour A, Mahdavi A, et al. The Effect of Zinc Supplementation on Sleep Quality of ICU Nurses: A Double Blinded Randomized Controlled Trial. Workplace Health Saf. 2018 Apr;66(4):191-200.
  9. Wessels I, Maywald M, Rink L. Zinc as a Gatekeeper of Immune Function. Nutrients. 2017 Nov 25;9(12). pii: E1286.
  10. Mocchegiani E, Romeo J, Malavolta M, et al. Zinc: dietary intake and impact of supplementation on immune function in elderly. Age (Dordr). 2013 Jun;35(3):839-60.
  11. Barnett JB, Dao MC, Hamer DH, et al. Effect of zinc supplementation on serum zinc concentration and T cell proliferation in nursing home elderly: a randomized, double-blind, placebo-controlled trial. Am J Clin Nutr. 2016 Mar;103(3):942-51.
  12. Read SA, Obeid S, Ahlenstiel C, Ahlenstiel G. The Role of Zinc in Antiviral Immunity. Adv Nutr. 2019 Jul 1;10(4):696-710.
  13. Hulisz D. Efficacy of zinc against common cold viruses: an overview. J Am Pharm Assoc (2003). 2004 Sep-Oct;44(5):594-603.
  14. Fernández-Cao JC, Warthon-Medina M, Hall Moran V, Arija V, Doepking C, Lowe NM. Dietary zinc intake and whole blood zinc concentration in subjects with type 2 diabetes versus healthy subjects: A systematic review, meta-analysis and meta-regression. J Trace Elem Med Biol. 2018 Sep;49:241-251.
  15. Ruz M, Carrasco F, Rojas P, et al. Nutritional Effects of Zinc on Metabolic Syndrome and Type 2 Diabetes: Mechanisms and Main Findings in Human Studies. Biol Trace Elem Res. 2019 Mar;188(1):177-188.
  16. Beigi Harchegani A, Dahan H, Tahmasbpour E, et al. Effects of zinc deficiency on impaired spermatogenesis and male infertility: the role of oxidative stress, inflammation and apoptosis. Hum Fertil (Camb). 2020 Apr;23(1):5-16.
  17. Gilbert R, Peto T, Lengyel I, Emri E. Zinc Nutrition and Inflammation in the Aging Retina. Mol Nutr Food Res. 2019 Aug;63(15):e1801049.
  18. Wilson RL, Grieger JA, Bianco-Miotto T, Roberts CT. Association between Maternal Zinc Status, Dietary Zinc Intake and Pregnancy Complications: A Systematic Review. Nutrients. 2016 Oct 15;8(10):641
  19. Jafari F, JT Mohammad, Farhang A, Amani R. Effect of zinc supplementation on quality of life and sleep quality in young women with premenstrual syndrome: a randomized, double-blind, placebo-controlled trial. Arch Gynecol Obstet. 2020 Sep;302(3):657-664.
  20. Jafari F, Farhang A, JT Mohammad. Effect of Zinc Supplementation on Physical and Psychological Symptoms, Biomarkers of Inflammation, Oxidative Stress, and Brain-Derived Neurotrophic Factor in Young Women with Premenstrual Syndrome: a Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Trial. Clinical Trial Biol Trace Elem Res. 2020 Mar;194(1):89-95.
  21. Bonaventura P, Benedetti G, Albarède F, Miossec P. Zinc and its role in immunity and inflammation. Autoimmun Rev. 2015 Apr;14(4):277-85.
  22. Hemilä H, Haukka J, Alho M, Vahtera J, Kivimäki M. Zinc acetate lozenges for the treatment of the common cold: a randomised controlled trial. BMJ Open. 2020 Jan 23;10(1):e031662.
  23. Deters EL, VanDerWal AJ, VanValin KR, Beenken AM, Heiderscheit KJ, Hochmuth KG, Jackson TD, Messersmith EM, McGill JL, Hansen SL. Effect of bis-glycinate bound zinc or zinc sulfate on zinc metabolism in growing lambs. J Anim Sci. 2021.
  24. Wegmüller R, Tay F, Zeder C, Brnic M, Hurrell RF. Zinc absorption by young adults from supplemental zinc citrate is comparable with that from zinc gluconate and higher than from zinc oxide. J Nutr. 2014 Feb;144(2):132-6.
  25. Liu FF, Azad MAK, Li ZH, et al. Zinc Supplementation Forms Influenced Zinc Absorption and Accumulation in Piglets. Animals (Basel). 2020 Dec 27;11(1):36.
  26. Andermann G, Dietz M. The bioavailability and pharmacokinetics of three zinc salts: zinc pantothenate, zinc sulfate and zinc orotate. Eur J Drug Metab Pharmacokinet. 1982;7(3):233-9.
  27. Barrie SA, Wright JV, Pizzorno JE, Kutter E, Barron PC. Comparative absorption of zinc picolinate, zinc citrate and zinc gluconate in humans. Agents Actions. 1987 Jun;21(1-2):223-8.