Apa Itu Kelor?

Moringa oleifera merupakan pohon gugur yang tumbuh cepat yang berasal dari India dan Asia Tenggara. Terkenal akan ketahanannya terhadap kekeringan, kelor juga dikenal sebagai pohon paha, pohon ajaib, dan pohon umur panjang. Banyak bagian pohonnya yang dapat dikonsumsi, termasuk daunnya, buah hijau atau polongnya, bunganya yang harum, bahkan biji dan akarnya yang masih muda. Kelor sudah sejak lama digunakan sebagai makanan yang mendukung kesehatan dan saat ini dibudidayakan secara luas sebagai tanaman pangan.

Nutrisi Kelor

Daun kelor bubuk dianggap sebagai suplemen superfood. Daun kelor bubuk kaya akan nutrisi seperti vitamin dan mineral serta berbagai fitokimia yang dapat mendukung kesehatan.1,2 

Semangkuk daun kelor segar cincang mengandung:

  • Protein: 2 gram
  • Vitamin A (dari beta-karoten): 9% dari AKG
  • Riboflavin (B2): 11% dari AKG
  • Vitamin B6: 19% dari AKG
  • Vitamin C: 12% dari AKG
  • Zat Besi: 11% dari AKG
  • Magnesium: 8% dari AKG

Manfaat Kelor untuk Kesehatan

Kelor bubuk saat ini menjadi suplemen makanan kesehatan favorit karena kandungan nutrisinya yang berlimpah. Tanaman ini mengandung vitamin AB, dan C yang sangat tinggi, kaliumzat besimagnesiumkalsium , dan seng. Nutrisi dengan kadar yang tinggi ini membantu memperkuat rambut dan membuatnya tampak berkilau serta menjaga kesehatan tulang.

Kelor juga mengandung asam askorbat dan senyawa antioksidan lainnya dengan kadar yang sangat tinggi.  Antioksidan ini membantu mencegah kerusakan akibat radikal bebas, dan kemampuannya dalam melindungi dari stres oksidatif mampu mengurangi inflamasi di seluruh tubuh. 

Daun kelor bubuk bahkan digunakan di India dan Afrika untuk memperkuat kandungan nutrisi makanan, biasanya daun kelor bubuk menggantikan 10% tepung terigu pada produk di toko roti.5

Manfaat Antioksidan

Selain kaya akan nutrisi, daun kelor bubuk juga merupakan sumber fitokimia yang berlimpah, itulah sebabnya kebanyakan orang mengonsumsi suplemen berbahan dasar kelor.1-3 

Daun kelor bubuk mengandung berbagai senyawa antioksidan yang mendukung kesehatan yang khas dari superfood hijau, termasuk polifenol, flavonoid, karotenoid, dan glukosinolat. Senyawa terakhir ini utamanya ditemukan pada famili sayuran kubis (brassica atau cruciferous). 

Kelor merupakan anggota ordo tumbuhan yang sama (Brassicales) dengan famili kubis. Menariknya, Kelor juga disebut pohon lobak pedas karena akarnya memiliki rasa yang mirip dengan lobak pedas, salah satu anggota famili kubis. Glukosinolat Kelor berbeda dari glukosinolat famili kubis yang banyak diteliti, seperti sulforaphane dan indole-3-carbinol, tetapi memberikan berbagai manfaat kesehatan yang sama dan efek antipenuaan yang menarik.6 

Manfaat untuk Ibu Menyusui

Daun kelor bubuk juga telah terbukti menjadi penunjang nutrisi yang amat penting selama masa kehamilan dan menyusui. Dalam tinjauan terhadap 12 penelitian pada wanita hamil dan menyusui, para peneliti menyimpulkan bahwa kelor menghasilkan efek yang menguntungkan pada kadar zat besi dan sel darah merah ibu serta produksi ASI.4 Kelor juga terbukti membantu perkembangan anak dan penyakit yang timbul selama enam bulan pertama kehidupan.

Manfaat untuk Menopause

Dalam sebuah penelitian buta-ganda terhadap wanita menopause, hasil menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi 7 gram daun kelor bubuk setiap hari selama tiga bulan mengalami peningkatan kadar antioksidan dalam darah secara signifikan.10 Secara khusus, daun kelor bubuk meningkatkan glutation peroksidase sebesar 18% dan superoksida dismutase sebesar 10,4 % sekaligus menurunkan penanda stres oksidatif, malondialdehide, sebesar 16,3%. 

Manfaat untuk Gula Darah dan Kolesterol

Suplementasi daun kelor bubuk juga secara positif menurunkan kadar gula darah puasa sebesar 13,5% dan meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 17,5%. Dalam penelitian terkontrol plasebo lainnya pada manusia, konsumsi daun kelor (120 g daun matang) menunjukkan efek positif dalam memperbaiki pengukuran tekanan darah.11

Komponen daun kelor juga terbukti memiliki efek antiinflamasi, perlindungan hati, dan penyembuhan luka. Penelitian terhadap hewan dan manusia juga membuktikan kemampuannya dalam mendukung kadar kolesterol normal.1-3,7-9 

Cara Meningkatkan Konsumsi Kelor

Daun kelor bubuk sangat serbaguna karena dapat dengan mudah ditambahkan ke dalam smoothie, latte, teh, yoghurt, dan makanan lainnya. Inilah beberapa resep yang bisa dijadikan ide dalam mengolahnya.

Resep Latte Kelor 

Bahan-bahan:

Petunjuk:

  1. Masukkan kelor bubuk dan madu atau allulosa ke dalam cangkir. Aduk hingga tercampur rata.
  2. Panaskan susu kelapa atau almon di dalam panci.
  3. Tuang sedikit susu ke dalam madu atau allulosa dan adonan kelor lalu aduk atau kocok hingga tercampur rata.
  4. Tambahkan sisa susu secara perlahan.
  5. Aduk atau kocok hingga tercampur rata dan nikmatilah.

Pai Jeruk Nipis Kelor

Pai jeruk nipis berwarna hijau cerah dan memiliki rasa yang cukup berempah, sehingga sangat cocok untuk dijadikan menu peningkat asupan kelor. Resep ini menggunakan banyak kacang-kacangan, kelor, alpukat, dan jeruk nipis untuk memberikan sentuhan yang lebih kaya nutrisi pada Pai jeruk nipis klasik. Tanpa susu, tanpa gula, dan mengandung lemak nabati, resep ini sangat cocok untuk vegan atau bagi yang menjalani diet rendah karbohidrat. Keuntungan besar lainnya dari resep ini adalah tidak perlu dipanggang dan dapat dibuat hanya dalam beberapa menit.

Bahan-bahan:

Petunjuk:

  1. Rendam kacang mete dengan air semalaman.
  2. Masukkan pecan ke dalam processor dan aduk hingga menghasilkan tekstur seperti remah.
  3. Tambahkan kurma dan kelapa kering, lalu aduk terus bahan-bahan tersebut sampai adonan bisa dibentuk.
  4. Ratakan adonan di bagian bawah loyang berukuran 9 inci.
  5. Taruh kacang mete yang sudah direndam dan sisa bahan ke dalam processor dan haluskan sampai terbentuk adonan yang lembut.
  6. Tuangkan isian secara perlahan di atas lapisan keringan.
  7. Bekukan pai jeruk nipis selama beberapa jam sampai teksturnya mengeras.
  8. Taruh di suhu ruangan selama 15 menit sebelum disajikan dan dinikmati. Pai ini menghasilkan 8 sampai 12 porsi tergantung ukuran irisan pai.

Resep Bakso Kelor

Kelor tidak hanya dapat digunakan untuk membuat kue. Karena rasanya yang kuat, kelor juga bisa menjadi tambahan yang sesuai untuk hidangan gurih. Resep bakso kelor ini mengandung banyak bumbu dan rempah sehat yang meningkatkan cita rasa dan nutrisi. Bakso bisa disajikan bersama pasta atau sup, atau bisa dinikmati sendiri.

Bahan-bahan:

Petunjuk:

  1. Panaskan oven hingga 350 derajat Fahrenheit dan lapisi loyang dengan kertas roti.
  2. Kocok susu almon dan telur dalam mangkuk besar.
  3. Masukkan semua bahan kecuali daging giling ke dalam mangkuk dan aduk rata.
  4. Gunakan tangan yang bersih untuk mencampurkan daging giling dengan adonan secara perlahan.
  5. Bentuk bakso dengan diameter sekitar 2 inci. Gunakan sendok kukis untuk membentuk bakso agar ukurannya sama.
  6. Taruh di atas loyang dan masak selama 30 menit dalam oven yang sudah dipanaskan sebelumnya.
  7. Keluarkan dari loyang dan nikmati bersama pasta, untuk isian roti lapis, atau sebagai pendamping hidangan lezat lainnya. Tergantung ukuran baksonya, resep ini menghasilkan sekitar 24 butir bakso.

Referensi:

  1. Camilleri E, Blundell R. A comprehensive review of the phytochemicals, health benefits, pharmacological safety and medicinal prospects of Moringaoleifera. Heliyon. 2024 Mar 8;10(6):e27807. 
  2. Giuberti G., Rocchetti G., Montesano D., Lucini L. The potential of Moringa oleiferain food formulation: a promising source of functional compounds with health-promoting properties. Curr. Opin. Food Sci. 2021 Dec 1;42:257–269.
  3. Klimek-Szczykutowicz M, Gaweł-Bęben K, Rutka A, Blicharska E, Tatarczak-Michalewska M, Kulik-Siarek K, Kukula-Koch W, Malinowska MA, Szopa A. Moringa oleifera (drumstick tree)-nutraceutical, cosmetological and medicinal importance: a review. Front Pharmacol. 2024 Feb 2;15:1288382. 
  4. Rotella R, Soriano JM, Llopis-González A, Morales-Suarez-Varela M. The Impact of Moringa oleifera Supplementation on Anemia and other Variables during Pregnancy and Breastfeeding: A Narrative Review. Nutrients. 2023 Jun 8;15(12):2674.
  5. Milla PG, Peñalver R, Nieto G. Health Benefits of Uses and Applications of Moringa oleifera in Bakery Products. Plants (Basel). 2021 Feb 6;10(2):318.
  6. Lopez-Rodriguez NA, Gaytán-Martínez M, de la Luz Reyes-Vega M, Loarca-Piña G. Glucosinolates and Isothiocyanates from Moringa oleifera: Chemical and Biological Approaches. Plant Foods Hum Nutr. 2020 Dec;75(4):447-457. 
  7. Chiș A, Noubissi PA, Pop OL, Mureșan CI, Fokam Tagne MA, Kamgang R, Fodor A, Sitar-Tăut AV, Cozma A, Orășan OH, Hegheș SC, Vulturar R, Suharoschi R. Bioactive Compounds in Moringa oleifera: Mechanisms of Action, Focus on Their Anti-Inflammatory Properties. Plants (Basel). 2023 Dec 20;13(1):20. 
  8. Hassan MA, Xu T, Tian Y, Zhong Y, Ali FAZ, Yang X, Lu B. Health benefits and phenolic compounds of Moringa oleifera leaves: A comprehensive review. Phytomedicine. 2021 Dec;93:153771.
  9. Rode SB, Dadmal A, Salankar HV. Nature's Gold (Moringa Oleifera): Miracle Properties. Cureus. 2022 Jul 7;14(7):e26640. 
  10. Kushwaha S, Chawla P, Kochhar A. Effect of supplementation of drumstick (Moringa oleifera) and amaranth (Amaranthus tricolor) leaves powder on antioxidant profile and oxidative status among postmenopausal women. J Food Sci Technol. 2014 Nov;51(11):3464-9.
  11. Chan Sun M, Ruhomally ZB, Boojhawon R, Neergheen-Bhujun VS. Consumption of Moringa oleifera Lam Leaves Lowers Postprandial Blood Pressure. J Am Coll Nutr. 2020 Jan;39(1):54-62.