Tetap terhidrasi sangat penting untuk kesehatan yang baik. Bagaimanapun, tubuh manusia dewasa memiliki sekitar 60% air, dengan paru-paru yang mengandung 843% air, serta otak dan jantung yang mengandung sekitar 73% air.

Ini berarti, Anda membutuhkan banyak air untuk membantu mengatur suhu tubuh, melumasi persendian, melembapkan jaringan pada mata, hidung, dan mulut, mengatur suhu tubuh, serta membuang limbah tubuh.

Asupan cairan yang mencukupi harus menjadi prioritas utama, tetapi banyak orang tidak minum cukup cairan secara teratur, yang dapat menyebabkan dehidrasi jangka panjang.

Tidak mengonsumsi cukup cairan bukan satu-satunya penyebab seseorang mengalami dehidrasi. Kondisi lain seperti keringat berlebih, muntah, diare, bahkan diabetes melitus dapat menjadi penyebab dehidrasi.

Tanda-Tanda Dehidrasi

Dehidrasi bisa menjadi kondisi yang serius, dan jika dibiarkan, bisa berpotensi mengancam jiwa. Oleh karena itu, mengetahui tanda-tanda dan gejala dehidrasi sangat penting agar Anda bisa bersikap proaktif dalam menjaga kesehatan.

1. Sakit kepala

Jika Anda mengalami dehidrasi, Anda mungkin akan lebih sering menderita sakit kepala. Jika Anda ingat bahwa otak mengandung 73% air, maka ini lebih masuk akal. Sebuah penelitian menemukan bahwa dehidrasi menyebabkan hipertonisitas otak, yang mengarah ke kondisi yang disebut “dehidrasi otak.”

Artinya, struktur pada otak, pembuluh darah, dan area otak yang merasakan sakit, menjadi lebih ketat karena kehilangan air sehingga tekanan pada area ini meningkat yang menyebabkan sakit kepala.

Yang cukup menarik, penelitian yang sama ini menunjukkan bahwa persepsi rasa sakit meningkat pada individu yang mengalami dehidrasi, yang berarti bahwa jika Anda mengalami dehidrasi, Anda cenderung mengalami rasa sakit yang lebih intens dibandingkan saat Anda cukup terhidrasi.

2. Kelelahan

Dehidrasi telah dikaitkan dengan kelelahan. Sebuah penelitian menemukan bahwa atlet hoki wanita yang tidak minum air selama simulasi latihan hoki merasakan kelelahan yang lebih parah dibandingkan saat mempertahankan hidrasi yang tepat.

Penelitian yang sama ini juga menunjukkan bahwa para atlet ini mengalami kesulitan mempertahankan suhu tubuh inti yang lebih rendah, yang berarti bahwa mereka menganggap diri mereka menjadi lebih cepat panas.

Perubahan pengaturan suhu tubuh ini karena dehidrasi dapat menyebabkan rasa lelah yang lebih besar juga.

3. Kabut Otak dan Kebingungan

Kabut otak dan penurunan kognitif dapat menjadi gejala dehidrasi dengan kebingungan serius yang terjadi pada individu yang lebih tua.

Sebuah meta-analisis menemukan bahwa dehidrasi yang mengakibatkan hilangnya 2% atau lebih massa tubuh menyebabkan sejumlah besar hasil kognitif yang buruk.

Gejala dehidrasi yang mengganggu ini meliputi: waktu reaksi yang lebih lambat, gangguan kontrol motorik, ingatan jangka pendek yang kurang akurat, dan kemampuan untuk tetap fokus yang semakin buruk.

4. Masalah Kulit

Beberapa orang mungkin terkejut saat mengetahui dehidrasi dapat menjadi masalah bagi kulit, tetapi kulit merupakan salah satu organ utama yang terpengaruh oleh penurunan asupan cairan.

Penelitian menunjukkan bahwa dehidrasi ada kaitannya dengan masalah kulit seperti kekeringan dan kekasaran. Penelitian yang sama ini menunjukkan bahwa peningkatan asupan cairan menunjukkan elastisitas kulit yang lebih besar, biasanya terkait dengan kulit yang lebih sehat dan lebih muda.

Turgor kulit, kemampuan kulit untuk meregang dan kembali ke bentuk semula, juga secara drastis dipengaruhi secara negatif oleh dehidrasi, terutama pada kasus sedang hingga berat.

Ini berarti bahwa mencubit dan melepaskan sebagian kulit pada tubuh, seperti lengan bawah, akan menyebabkan kulit tidak segera kembali ke bentuk semula.

5. Urine Berwarna Gelap/Penurunan Keluaran Urine

Jumlah rata-rata keluaran urine untuk individu dengan asupan cairan 2 liter adalah antara 800-2000 mililiter dalam 24 jam.

Setiap keluaran urine di bawah volume ini bisa menjadi tanda dehidrasi. Tanda lain dari dehidrasi adalah urine yang berubah warna atau menjadi gelap.

Urine pada orang yang terhidrasi dengan baik memiliki warna yang terang atau pucat, tetapi pada orang yang mengalami dehidrasi, warna urine menjadi lebih gelap dan terkadang berwarna cokelat.

Jika urine berwarna lebih gelap, artinya tubuh Anda menyimpan air dan urine Anda mengandung lebih banyak limbah tubuh.

6. Mulut Kering dan Rasa Haus Meningkat

Mengalami mulut kering dan keinginan yang meningkat untuk mengonsumsi cairan bisa menjadi tanda dehidrasi. Asupan cairan yang memadai membantu menjaga integritas permukaan selaput lendir seperti bagian dalam hidung dan mata.

Selaput lendir ini berfungsi sebagai garis pertahanan pertama melawan penyerbu asing di dalam tubuh yang membantu mencegah patogen mendapatkan akses masuk.

Saat mengalami dehidrasi, selaput lendir cenderung mengering dan menyebabkan sensasi mulut kering.

Rasa haus yang meningkat menjadi salah satu tanda terbesar bahwa otak memberi sinyal pada tubuh untuk mengisi kembali cairan yang hilang. Rasa lapar juga bisa menjadi tanda dehidrasi jika Anda tidak yakin dengan isyarat rasa haus Anda.

Cara Merehidrasi

Mengetahui tanda-tanda dehidrasi dapat membantu untuk mencegah terjadinya hal tersebut, tetapi apa yang dapat dilakukan untuk membantu rehidrasi tubuh secara optimal?

Rehidrasi merupakan proses yang melibatkan penggantian cairan tubuh yang telah hilang. Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai dari pemberian cairan intravena (IV) hingga rehidrasi oral atau minum untuk menggantikan cairan yang hilang.

Meskipun minum cairan secara teratur merupakan cara terbaik untuk merehidrasi tubuh, Anda dapat membantu mengoptimalkan proses rehidrasi dengan menggunakan botol minum pakai ulang, mengonsumsi elektrolit dan asam amino rantai cabang, mengonsumsi peptida kolagen, mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran segar, serta menghindari paparan sinar matahari.

1. Botol Minum Pakai Ulang

Minum air ataupun cairan secara teratur bisa menjadi sulit karena kelupaan, kurangnya waktu, atau akses langsung untuk air minum.

Oleh karenanya, hadirlah botol minum pakai ulang berkualitas tinggi. Mengingat untuk minum cairan jauh lebih mudah dengan botol minum pakai ulang fungsional bergaya yang tersedia di meja Anda ketimbang berjalan menyusuri lorong menuju dispenser air.

Membawa botol minum portabel ke mana pun Anda pergi dapat menjadi pengingat untuk mengonsumsi minuman sehat lebih teratur, yang akan membantu mencegah dehidrasi sekaligus lebih ramah lingkungan dibandingkan botol minum sekali pakai.

2. Elektrolit

Terkadang, hanya minum air putih saja tidak cukup untuk merehidrasi tubuh secara memadai. Hal ini benar-benar terbukti jika Anda mengalami kehilangan air yang berlebihan melalui keringat.

Saat Anda kehilangan keringat secara berlebih, kehilangan elektrolit juga terjadi. Elektrolit merupakan mineral penting seperti natrium, kalsium, dan kalium yang penting untuk fungsi tubuh yang tepat.

Mineral ini membantu menyeimbangkan jumlah air dalam tubuh, memindahkan nutrisi ke dalam sel, membuang limbah ke luar sel, menyeimbangkan kadar asam/basa tubuh, dan memastikan jantung, otak, otot, serta saraf bekerja dengan baik.

Saat rehidrasi setelah mengeluarkan keringat berlebih, memilih untuk menambahkan elektrolit ke dalam air minum Anda dapat membantu memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit sambil mengatasi dehidrasi lebih cepat dibandingkan air biasa.

3. Asam Amino Rantai Cabang

Pilihan bagus lainnya untuk merehidrasi adalah asam amino rantai cabang (BCAA). BCAA merupakan asam amino esensial atau blok pembangun protein (valin, leusin, dan isoleusin) yang membantu mengatasi nyeri otot, meningkatkan pertumbuhan otot, dan membantu mengurangi kelelahan.

Penelitian menunjukkan bahwa BCAA juga dapat mengatasi dehidrasi lebih baik dibandingkan air berasa dan minuman olahraga berbasis karbohidrat. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa atlet yang minum minuman elektrolit asam amino yang mengandung BCAA memiliki status rehidrasi seluler yang lebih baik dibandingkan atlet yang hanya minum air berasa atau minuman olahraga berbasis karbohidrat.

4. Mengonsumsi Buah dan Sayuran Segar Dengan Kandungan Air yang Lebih Tinggi

Meskipun mengonsumsi cairan mungkin merupakan cara terbaik untuk mencegah dehidrasi, makan banyak buah dan sayuran segar dengan kandungan air yang tinggi juga dapat membantu meningkatkan status hidrasi.

Penelitian menunjukkan bahwa makan buah dan sayuran segar seperti semangka, mentimun, blewah, dan seledri mampu meningkatkan status hidrasi dan dikaitkan dengan peningkatan konsumsi air.

5. Menghindari Paparan Sinar Matahari Berlebih

Meskipun menghindari paparan sinar matahari tidak selalu menjadi cara untuk merehidrasi tubuh, hal ini dapat membantu mencegah terjadinya dehidrasi dan sengatan panas.

Heatstroke/sengatan panas merupakan suatu kondisi di mana suhu tubuh naik dengan cepat, kemampuan untuk berkeringat terganggu, dan nantinya menghambat proses pendinginan tubuh.

Menghindari paparan sinar matahari yang tidak perlu juga dapat mencegah dehidrasi kulit, yang mengakibatkan kulit kusam, mata cekung, dan kerutan yang cenderung semakin banyak.

Sebuah penelitian menarik yang dilakukan pada tikus menemukan bahwa asupan peptida kolagen oral dapat membantu merehidrasi kulit setelah terkena sinar ultraviolet B, UVB, dan radiasi matahari yang berbahaya.

Selain itu, memastikan untuk selalu memakai tabir surya pelindung saat berada di luar ruangan dapat membantu mencegah dehidrasi kulit dan kerusakan kulit yang lebih serius.

Dehidrasi merupakan kondisi serius yang dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani. Beberapa tanda dan gejala yang terkait dengan dehidrasi meliputi sakit kepala, kelelahan, kabut otak, masalah kulit, urine berwarna gelap, dan mulut kering. Untungnya, Anda memiliki berbagai pilihan dalam hal merehidrasi termasuk menggunakan botol minum pakai ulang, mengonsumsi elektrolit, mengonsumsi asam amino rantai cabang, makan lebih banyak ikan, buah-buahan, dan sayuran dengan kadar air tinggi, mengonsumsi peptida kolagen, serta menghindari paparan sinar matahari.

Referensi:

  1. The Water in You: Water and the Human Body | U.S. Geological Survey. Usgs.gov. https://www.usgs.gov/special-topics/water-science-school/science/water-you-water-and-human-body. Published 2022. Accessed March 29, 2022.
  2. https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/water-essential-to-your-body. Published 2022. Accessed March 29, 2022.
  3. Dehydration - Hormonal and Metabolic Disorders - MSD Manual Consumer Version. MSD Manual Consumer Version. https://www.merckmanuals.com/home/hormonal-and-metabolic-disorders/water-balance/dehydration. Published 2022. Accessed March 29, 2022
  4. Arca KN, Halker Singh RB. Dehydration and Headache. Curr Pain Headache Rep. 2021;25(8):56. Published 2021 Jul 15. doi:10.1007/s11916-021-00966-z
  5. Driscoll RL, McCarthy DG, Palmer MS, Spriet LL. Mild dehydration impaired intermittent sprint performance and thermoregulation in females. Appl Physiol Nutr Metab. 2020;45(9):1045-1048. doi:10.1139/apnm-2020-0040
  6. Wittbrodt M, Millard-Stafford M. Dehydration Impairs Cognitive Performance: A Meta-analysis. Medicine & Science in Sports & Exercise. 2018;50(11):2360-2368. doi:10.1249/mss.0000000000001682
  7. Akdeniz M, Tomova‐Simitchieva T, Dobos G, Blume‐Peytavi U, Kottner J. Does dietary fluid intake affect skin hydration in healthy humans? A systematic literature review. Skin Research and Technology. 2018;24(3):459-465. doi:10.1111/srt.12454
  8. Encyclopedia M, volume U. Urine 24-hour volume: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Medlineplus.gov. https://medlineplus.gov/ency/article/003425.htm. Published 2022. Accessed March 29, 2022.
  9. Tai CY, Joy JM, Falcone PH, et al. An amino acid-electrolyte beverage may increase cellular rehydration relative to carbohydrate-electrolyte and flavored water beverages. Nutr J. 2014;13:47. Published 2014 May 26. doi:10.1186/1475-2891-13-47
  10. Kang MC, Yumnam S, Kim SY. Oral Intake of Collagen Peptide Attenuates Ultraviolet B Irradiation-Induced Skin Dehydration In Vivo by Regulating Hyaluronic Acid Synthesis. Int J Mol Sci. 2018;19(11):3551. Published 2018 Nov 11. doi:10.3390/ijms19113551
  11. Montenegro-Bethancourt G, Johner S, Remer T. Contribution of fruit and vegetable intake to hydration status in schoolchildren. Am J Clin Nutr. 2013;98(4):1103-1112. doi:10.3945/ajcn.112.051490