Shilajit adalah bahan misterius yang telah digunakan selama ribuan tahun dalam pengobatan budaya kuno. Meski obat gunung ini mungkin agak dikelilingi misteri, penelitian modern mulai memperlihatkan banyak potensi manfaat kesehatan dari bahan yang luar biasa ini. 

Mulai dari bekerja sebagai antioksidan hingga mendukung kesehatan pria, shilajit mungkin obat modern dari gunung.

Apa Itu Shilajit?

Shilajit adalah bahan seperti getah lengket dengan warna berkisar dari coklat pucat hingga hitam kecokelatan gelap. Shilajit terutama dikeluarkan dari batuan berbagai pegunungan di India, Rusia, Pakistan, dan Tiongkok sepanjang Mei hingga Juli. Shilajit paling sering diambil dari pegunungan Himalaya dan Hindu Kush.

Shilajit adalah campuran bahan tumbuhan dan mineral. Studi menunjukkan bahwa shilajit dibentuk saat bahan tumbuhan organik dimampatkan di antara batuan berat. Pembentukan bahan luar biasa ini biasanya terjadi di dinding batuan terjal yang terkena matahari pada ketinggian antara 1.000 dan 5.000 meter di atas permukaan laut. Studi juga menemukan bahwa shilajit lebih mungkin terbentuk di area berbatu dan berongga yang secara alami kaya akan karbon organik.

Kata shilajit berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "penakluk atau juara gunung dan penghancur kelemahan". Nama ini bukan hanya menyiratkan sifat shilajit yang tersebar luas di dinding batuan yang sangat terjal, tetapi juga manfaat kesehatan yang dipercaya dimilikinya.

Kandungan Gizi Shilajit

Digunakan sebagai bahan penyembuh tradisional selama berabad-abad dalam pengobatan Ayurveda, shilajit mungkin merupakan keajaiban alami. Ini mungkin karena shilajit kaya akan mineral seperti zat besimagnesium, dan seng

Shilajit juga kaya akan asam fulvat, yang membentuk 60-80% komposisi total bahan ini. Asam fulvat adalah zat yang diduga terbentuk sebagai produk samping penguraian bahan organik, seperti tumbuh-tumbuhan, oleh bakteri dan jamur. Praktik pengobatan tradisional di India mengindikasikan bahwa asam fulvat dalam shilajit dapat membantu memperbaiki berbagai kondisi kesehatan.

Bagaimana Shilajit Digunakan Secara Tradisional?

Dalam Ayurveda, yakni pengobatan tradisional di banyak budaya India, shilajit digunakan hampir sebagai obat mujarab untuk semua jenis kondisi kesehatan dan penyakit. Kondisi kesehatan tersebut antara lain gangguan pencernaan, diabetes, kondisi saluran kemih, dan dukungan imun.

Meski pengobatan Ayurveda tradisional merayakan shilajit karena potensi manfaat kesehatannya yang beragam, penelitian modern menunjukkan bahwa bahan ini mungkin memang memiliki sifat luar biasa.

Beberapa sifat luar biasa yang mungkin dimiliki shilajit antara lain memberi manfaat bagi respons stres, memperbaiki kelelahan, meningkatkan performa, dan membantu jalur detoksifikasi tubuh.

Di bawah ini adalah 6 potensi manfaat shilajit.

1. Shilajit Dapat Bermanfaat bagi Respons Stres

Stres adalah pengalaman yang sangat lazim bagi kebanyakan orang. Stres kronis atau jangka panjang telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan kesehatan mental hingga penyakit kardiovaskular. Studi bahkan mengaitkan stres kronis dengan penurunan respons imun, peningkatan stres oksidatif, dan lebih banyak inflamasi.

Shilajit dapat membantu mengurangi stres oksidatif dan menurunkan inflamasi dalam tubuh. Sebuah studi buta-ganda, acak, terkontrol-plasebo berfokus pada suplementasi shilajit pada wanita yang telah mengalami menopause dan menderita osteopenia. Osteopenia adalah kerapatan mineral tulang yang rendah sehingga berkontribusi pada tulang yang lemah.

Wanita dalam studi ini berusia 45-65 tahun dan dibagi ke dalam kelompok yang menerima suplemen shilajit atau plasebo setiap hari selama 48 minggu. Studi ini menemukan bahwa kelompok yang diberi suplemen shilajit memiliki lebih sedikit inflamasi dan stres oksidatif, kehilangan tulang yang lebih rendah, dan lebih banyak glutation dalam aliran darahnya.

Glutation merupakan salah satu antioksidan paling penting yang dibuat oleh tubuh. Studi hewan juga menunjukkan bahwa shilajit dapat bekerja sebagai antioksidan kuat dengan meningkatkan kadar antioksidan buatan tubuh lainnya, seperti katalase.

Perlu diperhatikan bahwa dalam studi hewan lainnya shilajit membantu meningkatkan stres oksidatif. Ini diduga karena shilajit bekerja sebagai regulator sistem imun, bukan hanya stimulator sistem imun.

2. Shilajit Dapat Membantu Memperbaiki Kelelahan

Kelelahan didefinisikan sebagai perasaan letih dan lelah serta kurang energi secara umum. Meski kelelahan mungkin jangka pendek, ini bisa menjadi kronis dan memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang.

Beberapa studi menunjukkan bahwa kelelahan kronis atau jangka panjang dapat memengaruhi hingga 10% populasi orang dewasa di seluruh dunia. Diperkirakan bahwa 1% populasi dunia berjuang melawan sindrom kelelahan kronis.

Penelitian mengindikasikan bahwa shilajit mungkin bermanfaat untuk kelelahan. Sebuah studi hewan yang melibatkan model tikus untuk sindrom kelelahan kronis (CFS) menemukan bahwa suplementasi shilajit selama 3 minggu dapat membantu kondisi ini. Studi ini juga menemukan bahwa suplementasi shilajit membantu mengurangi gejala kecemasan yang mungkin terkait dengan CFS.

3. Shilajit Dapat Membantu Meningkatkan Performa Atletik

Banyak orang yang aktif mungkin mentok saat berlatih karena kelelahan performa. Kelelahan performa adalah penurunan output setelah beberapa waktu.

Studi-studi menunjukkan bahwa shilajit dapat membantu memperbaiki kelelahan performa. Sebuah studi yang melibatkan 63 pria muda aktif berusia 21-23 tahun meneliti efek suplemen shilajit pada kelelahan yang terjadi selama sesi olahraga dan penurunan kekuatan. Peserta dipisahkan ke dalam kelompok yang menerima suplemen shilajit dan kelompok plasebo. Setelah 8 minggu, kelompok yang menerima suplemen shilajit memperlihatkan penurunan pada kelelahan performa dibandingkan kelompok plasebo.

4. Shilajit Dapat Memberi Manfaat bagi Kesehatan Otak

Dengan semakin banyak penelitian dilakukan pada bahan luar biasa ini, shilajit tampaknya dapat memberi manfaat bagi kesehatan otak. Sebagai contoh, studi-studi menunjukkan bahwa asam fulvat dalam shilajit mungkin dapat memberi manfaat bagi penyakit Alzheimer.

Penyakit Alzheimer merupakan kondisi progresif yang menyebabkan hilangnya ingatan dan penurunan kognisi. Penelitian menunjukkan bahwa penyakit ini, sebagian, disebabkan oleh berkumpulnya protein tertentu yang mengganggu dan menghalangi komunikasi sel otak.

Studi-studi menunjukkan bahwa asam fulvat dapat membantu mencegah pengumpulan protein tersebut, yang dapat memberi manfaat bagi penyakit Alzheimer. Penelitian juga menemukan bahwa shilajit dapat membantu memperkuat dan memperbaiki sel otak sehingga menghasilkan komunikasi sel otak yang lebih baik. Studi hewan yang melibatkan ekstrak shilajit dan ashwagandha menemukan peningkatan kognisi serta pembentukan ingatan yang lebih baik.

5. Shilajit Dapat Memberi Manfaat bagi Kesehatan Pria

Testosteron merupakan hormon pria utama yang dianggap bertanggung jawab atas banyak fungsi tubuh pria. Fungsi-fungsi tersebut antara lain meningkatkan massa otot, mempertahankan kekuatan otot, memproduksi sperma, dan mengendalikan dorongan seks.

Seiring pertambahan usia, tubuh secara alami mulai memproduksi testoteron dalam jumlah lebih sedikit. Studi menunjukkan bahwa pria di usia 30-an dapat mulai mengalami penurunan kadar testoteron 2-3% setiap tahun.

Kadar testoteron yang rendah telah dikaitkan dengan obesitas, massa otot rendah, disfungsi ereksi, dan bahkan depresi.

Penelitian menunjukkan bahwa shilajit dapat membantu meningkatkan kadar testoteron. Sebuah studi acak, buta-ganda, terkontrol-plasebo berfokus pada peserta pria sehat berusia 45-55 tahun.

Studi ini mengikuti peserta selama 90 hari untuk melihat bagaimana suplementasi shilajit akan memengaruhi kadar testoteron. Studi ini menemukan bahwa kelompok yang menerima suplemen shilajit mengalami peningkatan kadar testoteron yang signifikan, serta kadar dehidroepiandrosteron atau DHEA.

DHEA adalah hormon yang digunakan tubuh untuk membuat testoteron. Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi DHEA dapat meningkatkan kadar testoteron yang dapat digunakan atau tersedia hayati dalam tubuh.

6. Shilajit Dapat Membantu Meningkatkan Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka secara aman dan efektif merupakan salah satu dari banyak keajaiban tubuh manusia. Proses penyembuhan yang cepat dan bersih sangat penting untuk mencegah kehilangan darah serta infeksi.

Bagi sejumlah orang yang menderita penyakit seperti diabetes, proses penyembuhan luka dapat terganggu. Gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko infeksi.

Penelitian menunjukkan bahwa shilajit dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka. Sebuah studi laboratorium menemukan bahwa shilajit dapat meningkatkan kecepatan proses penyembuhan luka. Studi ini juga menemukan bahwa bahan luar biasa ini dapat mengurangi inflamasi yang terkait dengan cedera. 

Sebuah studi acak, buta-ganda, terkontrol-plasebo lainnya berfokus pada efek shilajit dalam menyembuhkan fraktur tulang. Studi ini diikuti oleh 160 peserta berusia 18-60 tahun yang telah didiagnosis mengalami fraktur tibia dan melibatkan 3 rumah sakit berbeda. Peserta ditempatkan dalam kelompok yang menerima suplemen shilajit atau plasebo selama 28 hari. Kelompok yang menerima suplemen shilajit dievaluasi dengan sinar-X dan didapati sembuh sepenuhnya 24 hari lebih cepat dibandingkan kelompok plasebo.

Poin Penting

Shilajit adalah campuran bahan tumbuhan dan mineral gunung yang telah digunakan selama berabad-abad dalam pengobatan Ayurveda. Penelitian modern menunjukkan bahwa bahan ini memang "Penakluk Gunung dan Penghancur Kelemahan" karena potensi manfaat kesehatannya.

Shilajit dapat menawarkan berbagai macam manfaat untuk seluruh tubuh, mulai dari bekerja sebagai antioksidan kuat hingga mendukung kognisi dan kesehatan pria. Menambahkan shilajit ke dalam rutinitas kesehatan yang kuat dapat memberi manfaat bagi kesehatan secara keseluruhan di masa mendatang.

Referensi:

  1. Agarwal SP, Khanna R, Karmarkar R, Anwer MK, Khar RK. Shilajit: a review. Phytother Res. 2007;21(5):401-405. doi:10.1002/ptr.2100
  2. Andrade V, Wong-Guerra M, Cortés N, et al. Scaling the Andean Shilajit: A Novel Neuroprotective Agent for Alzheimer's Disease. Pharmaceuticals (Basel). 2023;16(7):960. Published 2023 Jul 4. doi:10.3390/ph16070960
  3. Carrasco-Gallardo C, Guzmán L, Maccioni RB. Shilajit: a natural phytocomplex with potential procognitive activity. Int J Alzheimers Dis. 2012;2012:674142. doi:10.1155/2012/674142
  4. Ding R, Zhao M, Fan J, et al. Mechanisms of generation and exudation of Tibetan medicine Shilajit (Zhaxun). Chin Med. 2020;15:65. Published 2020 Jun 29. doi:10.1186/s13020-020-00343-9
  5. Keller JL, Housh TJ, Hill EC, Smith CM, Schmidt RJ, Johnson GO. The effects of Shilajit supplementation on fatigue-induced decreases in muscular strength and serum hydroxyproline levels. J Int Soc Sports Nutr. 2019;16(1):3. Published 2019 Feb 6. doi:10.1186/s12970-019-0270-2
  6. Kim KH, Jung JH, Chung WS, Lee CH, Jang HJ. Ferulic Acid Induces Keratin 6α via Inhibition of Nuclear β-Catenin Accumulation and Activation of Nrf2 in Wound-Induced Inflammation. Biomedicines. 2021;9(5):459. Published 2021 Apr 22. doi:10.3390/biomedicines9050459
  7. Malekzadeh G, Dashti-Rahmatabadi MH, Zanbagh S, Akhavi Mirab-bashii A. Mumijo attenuates chemically induced inflammatory pain in mice. Altern Ther Health Med. 2015;21(2):42-47.
  8. Meena H, Pandey HK, Arya MC, Ahmed Z. Shilajit: A panacea for high-altitude problems. Int J Ayurveda Res. 2010;1(1):37-40. doi:10.4103/0974-7788.59942
  9. Pandit S, Biswas S, Jana U, De RK, Mukhopadhyay SC, Biswas TK. Clinical evaluation of purified Shilajit on testosterone levels in healthy volunteers. Andrologia. 2016;48(5):570-575. doi:10.1111/and.12482
  10. Pingali U, Nutalapati C. Shilajit extract reduces oxidative stress, inflammation, and bone loss to dose-dependently preserve bone mineral density in postmenopausal women with osteopenia: A randomized, double-blind, placebo-controlled trial. Phytomedicine. 2022;105:154334. doi:10.1016/j.phymed.2022.154334
  11. Sadeghi SMH, Hosseini Khameneh SM, Khodadoost M, et al. Efficacy of Momiai in Tibia Fracture Repair: A Randomized Double-Blinded Placebo-Controlled Clinical Trial. J Altern Complement Med. 2020;26(6):521-528. doi:10.1089/acm.2019.0453
  12. Salleh MR. Life event, stress and illness. Malays J Med Sci. 2008;15(4):9-18.
  13. Schliebs R, Liebmann A, Bhattacharya SK, Kumar A, Ghosal S, Bigl V. Systemic administration of defined extracts from Withania somnifera (Indian Ginseng) and Shilajit differentially affects cholinergic but not glutamatergic and GABAergic markers in rat brain. Neurochem Int. 1997;30(2):181-190. doi:10.1016/s0197-0186(96)00025-3
  14. Shailesh K. Bhavsar, Aswin M. Thaker, Jitendra K. Malik, Chapter 51 - Shilajit, Editor(s): Ramesh C. Gupta, Nutraceuticals, Academic Press, 2016, Pages 707-716, ISBN 9780128021477, b978-0-12-802147-7.00051-6.https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780128021477000516
  15. Son, C.-G. (2012) ‘Review of the Prevalence of Chronic Fatigue Worldwide’, The Journal of Korean Oriental Medicine, 33(2), pp. 25–33. Available at: https://www.jkom.org/upload/33-2%2003(25-33).pdf.
  16. Stanworth RD, Jones TH. Testosterone for the aging male; current evidence and recommended practice. Clin Interv Aging. 2008;3(1):25-44. doi:10.2147/cia.s190
  17. Surapaneni DK, Adapa SR, Preeti K, Teja GR, Veeraragavan M, Krishnamurthy S. Shilajit attenuates behavioral symptoms of chronic fatigue syndrome by modulating the hypothalamic-pituitary-adrenal axis and mitochondrial bioenergetics in rats. J Ethnopharmacol. 2012;143(1):91-99. doi:10.1016/j.jep.2012.06.002
  18. Swat M, Rybicka I, Gliszczyńska-Świgło A. Characterization of Fulvic Acid Beverages by Mineral Profile and Antioxidant Capacity. Foods. 2019;8(12):605. Published 2019 Nov 22. doi:10.3390/foods8120605
  19. Winkler J, Ghosh S. Therapeutic Potential of Fulvic Acid in Chronic Inflammatory Diseases and Diabetes. J Diabetes Res. 2018;2018:5391014. Published 2018 Sep 10. doi:10.1155/2018/5391014