Apa itu Akar Maca?

Maca, juga dikenal sebagai "ginseng Peru," merupakan sayuran silangan yang ditanam di pegunungan Andes di Peru, Amerika Selatan. Akar maca memiliki berbagai warna, yang meliputi merah, hitam, kuning, serta cokelat, dan biasanya dikonsumsi dalam bentuk bubuk, tingtur, atau kapsul. Akar maca mengandung vitamin, mineral, asam amino, dan serat.

Seperti adaptogen lainnya, akar maca menjadi salah satu suplemen kesehatan yang paling banyak dicari untuk mengatasi tekanan dari lingkungan sehari-hari. 

Namun, tanaman ini juga memiliki banyak sifat khas yang membedakannya. Sebagai contoh, beberapa alasan mengapa popularitas akar maca akhir-akhir ini meningkat pesat adalah karena tanaman ini dapat mengoptimalkan energi, meningkatkan libido (dorongan seksual), dan mengatasi disfungsi ereksi. Pada artikel ini saya akan membahas tanaman ini secara mendetail.

Dari Mana Maca Berasal?

Dikenal secara ilmiah sebagai Lepidium meyenii, tanaman maca berasal dari dataran tinggi Peru di pegunungan Andes. Bangsa Andes atau Peru telah menggunakan maca selama ribuan tahun sebagai makanan dan obat. Adaptogen merupakan ekstrak tumbuhan yang mendukung kemampuan tubuh untuk mengatasi stres. 

Tanaman ini dapat menahan kondisi cuaca yang sangat ekstrem, memungkinkannya tumbuh hampir 4000 m di atas permukaan laut. Bangsa Andes membudidayakan maca sebagai makanan dan obat untuk mengobati kondisi kesehatan pernapasan dan rematik. Meskipun tanaman ini juga disebut sebagai ginseng Peru, akar ini bukan milik keluarga botani ginseng juga tidak ditemukan di mana pun di Asia. Namun, meningkatnya permintaan akar maca telah menyebabkan produksi massal di seluruh dunia, termasuk di provinsi pegunungan Yunnan di Tiongkok.

Bagaimana Maca Diolah?

Untuk mendapatkan manfaatnya, Anda bisa mengonsumsi maca dalam berbagai cara, seperti menambahkannya ke dalam smoothie, jus, dan minuman kocok atau menggunakannya sebagai bahan pembuat kopi, cokelat, atau minyak. Selain itu, maca bisa digunakan untuk menambahkan rasa yang sederhana pada makanan dan digunakan dalam berbagai hidangan.

Seiring meningkatnya minat terhadap pengobatan alternatif di kalangan masyarakat umum, herbal dan tanaman obat seperti maca mendapat perhatian yang luar biasa dari para peneliti di seluruh dunia. Hasilnya, sejumlah besar penelitian pada hewan dan manusia membuktikan manfaat kesehatan dari akar maca. 

Para peneliti meyakini bahwa bahan aktif yang bertanggung jawab atas manfaat pengobatan maca adalah macamida, macaridin, alkaloid, dan glukosinolat. Dikombinasikan dengan nutrisi penting dalam jumlah tinggi seperti zat besi, protein, dan vitamin C, bahan aktif ini menawarkan maca kemampuan luar biasa untuk meningkatkan kesehatan manusia dan meningkatkan kesejahteraan. 

Anda harus mengetahui beberapa manfaat kesehatan berbasis ilmu pengetahuan yang paling banyak dicari dari maca. 

1. Manfaat Maca Bagi Libido

Manfaat akar maca yang paling terkenal adalah potensinya untuk meningkatkan libido baik pada pria maupun wanita. Itu semua mungkin dimulai dari sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2000 di mana para peneliti menemukan bahwa konsumsi oral ekstrak maca dapat meningkatkan hasrat seksual pada tikus laboratorium. Setelah penemuan ini, para ilmuwan mulai mengeksplorasi manfaat afrodisiak dari akar maca dan menemukan beberapa bukti yang menjanjikan. Sebagai contoh, sebuah studi tahun 2002 menunjukkan bahwa pria yang mengonsumsi 1,5 hingga 3 gram maca per hari mengalami peningkatan libido dibandingkan dengan peserta yang menerima plasebo. 

Selain itu, sebuah studi yang diterbitkan dalam CNS Neuroscience and Therapeutics Journal menemukan bahwa konsumsi 3 gram maca sehari dapat meningkatkan libido dan fungsi seksual secara signifikan pada wanita yang mengonsumsi antidepresan. Demikian pula, studi kedua oleh penulis yang sama menemukan hasil yang serupa, menunjukkan manfaat potensial bagi wanita pascamenopause yang ingin meningkatkan libido, terutama jika menggunakan antidepresan.

2. Maca dan Kesuburan

Testosteron secara konsisten menurun di kalangan pria di negara maju sejak tahun 1970; ada banyak kemungkinan yang menjadi penyebabnya. Salah satunya karena bahan kimia pengganggu endokrin. Selain itu, jumlah sperma juga mengalami penurunan yang cukup besar. Penelitian menunjukkan bahwa jumlah sperma telah menurun sekitar satu persen setiap tahunnya, dengan penurunan total sekitar 50 sampai 60 persen sejak tahun 1970. Akar maca terbukti bermanfaat dalam hal ini, karena beberapa bukti menunjukkan bahwa tanaman ini dapat membantu.

Sebagai contoh, sebuah penelitian dari tahun 2001 menunjukkan bahwa suplementasi maca dapat meningkatkan volume air mani, jumlah sperma, dan motilitas sperma. Demikian pula, sebuah studi tahun 2015 mengungkapkan bahwa asupan maca setiap hari menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah dan motilitas sperma pada kelompok kontrol dibandingkan dengan plasebo. Selain itu, berdasarkan studi lainnya yang diterbitkan dalam Journal Andrologia, konsumsi maca selama 12 minggu menunjukkan peningkatan konsentrasi air mani yang signifikan di antara peserta kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok plasebo. 

Namun, tinjauan pustaka tahun 2016 menunjukkan bahwa meskipun buktinya menjanjikan, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih meyakinkan.

3. Maca dan Disfungsi Ereksi

Disfungsi ereksi (DE) tetap menjadi perhatian umum bagi jutaan orang di seluruh dunia. Di AS saja, DE memengaruhi lebih dari 50 persen pria berusia antara 40 hingga 70 tahun sesekali waktu. Akibatnya, tindakan pencegahan, termasuk afrodisiak seperti akar maca, menjadi sangat populer. Buktinya juga tampak menjanjikan. Sebagai contoh, sebuah studi tahun 2009 menemukan bahwa suplementasi maca secara signifikan meningkatkan kesejahteraan seksual di antara orang-orang yang mengalami disfungsi ereksi. 

Demikian pula, dalam sebuah studi tahun 2019, para peneliti melihat efek dari ekstrak gabungan akar maca dan kucai Tiongkok (juga dikenal sebagai kucai bawang putih). Para peneliti menemukan bahwa ekstrak gabungan menghasilkan efek yang lebih baik pada fungsi seksual laki-laki dibandingkan penggunaan secara terpisah. Selanjutnya, penulis tinjauan pustaka tahun 2010 menemukan bahwa maca dapat meningkatkan hasrat seksual di kalangan pria. Namun, penulis juga mencatat bahwa perlu dilakukan studi yang lebih besar untuk menarik kesimpulan yang kuat.

 4. Maca, Suasana Hati, Kecemasan, dan Depresi

Kecemasan, depresi, dan kesehatan mental telah menjadi masalah besar selama beberapa tahun terakhir. Sebagai contoh, sebuah studi tahun 2008 yang diterbitkan dalam Journal of Menopause menunjukkan bahwa mengonsumsi 3,5 gram maca setiap hari dapat memperbaiki gejala psikologis seperti kecemasan dan depresi di kalangan wanita pascamenopause. Selain itu, dalam penelitian lain, 29 wanita pascamenopause di Hong Kong mengonsumsi 3,3 gram Maca atau plasebo setiap hari selama enam minggu. Di akhir penelitian, para peneliti menemukan bahwa konsumsi maca dikaitkan dengan penurunan tekanan darah dan depresi yang signifikan dibandingkan dengan plasebo.

 Sebagai tambahan, beberapa penelitian pada hewan juga mendukung klaim ini. Sebagai contoh, studi laboratorium tahun 2019 menunjukkan bahwa suplementasi maca memiliki efek antikecemasan dan antidepresi. Penelitian menunjukkan bahwa maca menurunkan parameter stres yang esensial, seperti kortisol (juga dikenal sebagai hormon stres) dan kadar hormon serupa lainnya.

5. Maca dan Gejala Menopause

Bagi banyak wanita, menopause bisa menjadi hal yang menantang. Kabar baiknya adalah suplemen seperti akar maca bisa sangat bermanfaat selama dan setelah menopause. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi akar maca tidak hanya memperbaiki disfungsi seksual dan gejala psikologis tetapi juga dapat membantu mengatasi hot flash (semburan panas), keringat malam, gugup, jantung berdebar, dan gangguan tidur.

Dalam sebuah studi tahun 2006 yang melibatkan 124 peserta, para peneliti menyimpulkan bahwa suplementasi maca membantu mengendalikan gejala pascamenopause dan dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap terapi penggantian hormon. Oleh karenanya, akar maca menjadi pilihan yang tepat bagi wanita yang mencari cara alternatif untuk meredakan ketidaknyamanan akibat menopause.

6. Maca dan Manfaatnya Terhadap Pembelajaran serta Daya Ingat

Baik terkait usia atau lainnya, gangguan ingatan, seperti demensia, merupakan masalah kesehatan yang signifikan di seluruh dunia. Sayangnya, tidak ada obat sederhana untuk kondisi seperti itu, sehingga urgensi pengobatan alternatif meningkat secara signifikan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa adaptogen, seperti akar maca, memiliki manfaat bagi kesehatan saraf. Akar maca dapat membantu meningkatkan pembelajaran dan daya ingat. 

Sebuah penelitian pada hewan tahun 2007 menemukan bahwa akar maca memperbaiki ingatan yang hilang yang disebabkan oleh skopolamin, yakni obat yang sering digunakan untuk mengobati mabuk perjalanan serta mual dan muntah pascaoperasi. Demikian pula, sebuah studi tahun 2011 menemukan bahwa akar maca memperbaiki ingatan yang hilang yang diinduksi oleh etanol pada tikus laboratorium. Apakah ini menjangkau manusia atau tidak, jawabannya belum bisa ditentukan.

Selain itu, sebuah studi tahun 2016 menunjukkan bahwa maca juga dapat memperlambat penurunan kognitif terkait usia. Namun, studi manusia berskala besar diperlukan untuk memperoleh hasil yang pasti.

7. Maca Mengoptimalkan Energi Dan Daya Tahan

Beberapa bukti menunjukkan bahwa akar maca bertindak sebagai suplemen antikelelahan serta meningkatkan energi dan daya tahan tubuh. Sebuah studi tahun 2017 mengungkapkan bahwa akar maca mendorong aktivitas antioksidan pada otot dan meningkatkan kadar mitokondria otot pada tikus laboratorium. Demikian juga, penelitian lain menunjukkan bahwa suplementasi maca mendorong pertumbuhan bakteri baik di usus, sehingga meningkatkan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein serta bertindak sebagai suplemen antikelelahan. 

Selain penelitian pada hewan, penelitian pada manusia juga menunjukkan bahwa suplementasi maca dapat meningkatkan suasana hati, energi, dan kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan. 

Menariknya, manfaat kesehatan ini dapat berlaku untuk semua tanaman di dataran tinggi, menurut penulis tinjauan literatur tahun 2020. Para peneliti menemukan bahwa tanaman dataran tinggi seperti maca dapat secara signifikan menghilangkan rasa lelah dengan mencegah kerusakan otak, meningkatkan energi, mengatur metabolisme tubuh, dan berfungsi sebagai senyawa antiinflamasi. 

8. Manfaat Maca Bagi Kesehatan Kulit

Di antara manfaat kesehatan lainnya, beberapa bukti juga menunjukkan bahwa akar maca dapat melindungi kulit dari sinar ultraviolet matahari. Maca memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan di kulit. Tanaman ini melindungi kulit terhadap peroksidasi lipid, yakni rantai reaksi degradasi oksidatif lipid yang menyebabkan kerusakan membran dan kematian sel. Selain itu, maca mengandung nutrisi, seperti alkaloid, polifenol, dan sterol. Dan manfaat fotoprotektif bagi kulit dari senyawa ini sudah terbukti. 

9. Maca dan Sistem Imun

Berdasarkan penelitian, akar maca juga dapat memperkuat sistem imun. Berbagai penelitian pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak akar maca dapat meningkatkan aktivitas makrofag, sel T CD4+, dan sel darah putih secara umum. Sel darah putih, termasuk makrofag, neutrofil, dan sel T (limfosit), menjadi salah satu pertahanan tubuh yang paling penting melawan penyerbu asing seperti bakteri, virus, dan jamur. Menjaga tingkat stres tetap terkendali juga penting untuk mempertahankan sistem imun yang kuat. 

Poin Penting

Penelitian telah menemukan bahwa maca benar-benar aman dan tidak memiliki efek samping. Selain itu, bangsa Andes di Peru telah menggunakan maca sebagai makanan dan obat selama ribuan tahun, yang menunjukkan bahwa maca dapat ditoleransi dengan baik oleh tubuh manusia. Namun, seperti suplemen lainnya, konsultasikan terlebih dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi maca. 

Selain itu, penelitian belum menguji apakah maca aman bagi anak-anak selama masa kehamilan dan menyusui. 

Referensi:

  1. Gonzales GF, Gonzales C, Gonzales-Castañeda C. Lepidium meyenii (Maca): a plant from the highlands of Peru--from tradition to science. Forsch Komplementmed. 2009 Dec;16(6):373-80.
  2. Beharry S, Heinrich M. Is the hype around the reproductive health claims of maca (Lepidium meyenii Walp.) justified? J Ethnopharmacol. 2018 Jan 30;211:126-170.
  3. da Silva Leitão Peres N , Cabrera Parra Bortoluzzi L , Medeiros Marques LL , et. al . Medicinal effects of Peruvian maca (Lepidium meyenii): a review. Food Funct. 2020 Jan 29;11(1):83-92.
  4. Zheng BL, He K, Kim CH, Rogers L, Shao Y, et. al. Effect of a lipidic extract from lepidium meyenii on sexual behavior in mice and rats. Urology. 2000 Apr;55(4):598-602
  5. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1046/j.1439-0272.2002.00519.x
  6. Dording CM, Fisher L, Papakostas G, Farabaugh A, et. al. A double-blind, randomized, pilot dose-finding study of maca root (L. meyenii) for the management of SSRI-induced sexual dysfunction. CNS Neurosci Ther. 2008 Fall;14(3):182-91.
  7. Dording CM, Schettler PJ, Dalton ED, et. al. A double-blind placebo-controlled trial of maca root as treatment for antidepressant-induced sexual dysfunction in women. Evid Based Complement Alternative Med. 2015
  8. Levine H, Jørgensen N, Martino-Andrade A, Mendiola J, et. al. Temporal trends in sperm count: a systematic review and meta-regression analysis. Hum Reprod Update. 2017 Nov 1;23(6):646-659.
  9. Gonzales GF, Cordova A, Gonzales C, Chung A, et. al. Lepidium meyenii (Maca) improved semen parameters in adult men. Asian J Androl. 2001 Dec;3(4):301-3.
  10. Melnikovova I, Fait T, Kolarova M, Fernandez EC, Milella L. Effect of Lepidium meyenii Walp. on Semen Parameters and Serum Hormone Levels in Healthy Adult Men: A Double-Blind, Randomized, Placebo-Controlled Pilot Study. Evid Based Complement Alternat Med. 2015
  11. Alcalde AM, Rabasa J. Does Lepidium meyenii (Maca) improve seminal quality? Andrologia. 2020 Nov;52(10):e13755.
  12. Lee MS, Lee HW, You S, Ha KT. The use of maca (Lepidium meyenii) to improve semen quality: A systematic review. Maturitas. 2016 Oct;92:64-69.
  13. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1111/j.1439-0272.2008.00892.x
  14. Zhang Y, Zhou F, Ge F. Effects of combined extracts of Lepidium meyenii and Allium tuberosum Rottl. on erectile dysfunction. BMC Complement Altern Med. 2019 Jun 18;19(1):135.
  15. Shin BC, Lee MS, Yang EJ, Lim HS, Ernst E. Maca (L. meyenii) for improving sexual function: a systematic review. BMC Complement Altern Med. 2010 Aug 6;10:44.
  16. Brooks NA, Wilcox G, Walker KZ, et. al, Stojanovska L. Beneficial effects of Lepidium meyenii (Maca) on psychological symptoms and measures of sexual dysfunction in postmenopausal women are not related to estrogen or androgen content. Menopause. 2008 Nov-Dec;15(6):1157-62.
  17. Stojanovska L, Law C, Lai B, Chung T, et. al. Maca reduces blood pressure and depression, in a pilot study in postmenopausal women. Climacteric. 2015 Feb;18(1):69-78.
  18. Ruying Tang, Linyuan Wang, Aimin Lib, Antianxiety and antidepressant effects of Maca (L. meyenii) ethanolic extract on chronic unpredictable mild stress of rats through hypothalamic-pituitary-adrenal axis(2019)SDRP Journal of Food Science & Technology 4(4)
  19. Meissner HO, Reich-Bilinska H, Mscisz A, Kedzia B. Therapeutic Effects of Pre-Gelatinized Maca (Lepidium Peruvianum Chacon) used as a Non-Hormonal Alternative to HRT in Perimenopausal Women - Clinical Pilot Study. Int J Biomed Sci. 2006 Jun;2(2):143-59.
  20. Meissner HO, Mscisz A, Reich-Bilinska H, et. al. Hormone-Balancing Effect of Pre-Gelatinized Organic Maca (Lepidium peruvianum Chacon): Int J Biomed Sci. 2006 Dec;2(4):360-74.
  21. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2221169115300162
  22. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17543435/
  23. Rubio J, Yucra S, Gasco M, Gonzales GF. Dose-response effect of black maca (Lepidium meyenii) in mice with memory impairment induced by ethanol. Toxicol Mech Methods. 2011 Oct;21(8):628-34.
  24. Guo SS, Gao XF, Gu YR, et. al. Preservation of Cognitive Function by Lepidium meyenii (Maca) Is Associated with Improvement of Mitochondrial Activity and Upregulation of Autophagy-Related Proteins in Middle-Aged Mouse Cortex. Evid Based Complement Alternat Med. 2016;2016:4394261.
  25. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29931904/
  26. Zhu H, Wang R, Hua H, Qian H, Du P. Deciphering the potential role of Maca compounds prescription influencing gut microbiota in the management of exercise-induced fatigue by integrative genomic analysis. Front Nutr. 2022 Oct 12;9:1004174.
  27. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27548190/
  28. Zhu H, Liu C, Qian H. Pharmaceutical Potential of High-Altitude Plants for Fatigue-Related Disorders: A Review. Plants (Basel). 2022 Jul 31;11(15):2004. doi: 10.3390/plants11152004. PMID: 35956482; PMCID: PMC9370126.
  29. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21781063/
  30. Saric S, Sivamani RK. Polyphenols and Sunburn. Int J Mol Sci. 2016 Sep 9;17(9):1521. doi: 10.3390/ijms17091521. PMID: 27618035; PMCID: PMC5037798.
  31. Zha Z, Wang SY, Chu W, et. al. Isolation, purification, structural characterization and immunostimulatory activity of water-soluble polysaccharides from Lepidium meyenii. Phytochemistry. 2018 Mar;147:184-193.