Dalam upaya mendapatkan kulit awet muda dan bercahaya, topik penuaan kulit sering kali menjadi pusat perhatian. Kulit kita mengalami beberapa perubahan seiring bertambahnya usia, termasuk munculnya kerutan, kulit kendur, dan warna kulit tidak merata. 

Menurut penelitian cross-sectional tahun 2012, tampilan wajah dan kerutan kulit di area yang terlindung dari sinar matahari dapat menunjukkan potensi untuk hidup hingga usia sangat tua. Tampilan wajah juga dapat mencerminkan risiko penyakit kardiovaskular (penyebab utama kematian secara global), terlepas dari usia, kebiasaan merokok, paparan sinar matahari, atau indeks massa tubuh. 

Artikel ini akan membahas beberapa strategi berbasis bukti untuk meningkatkan kesehatan kulit serta menunda atau mengatasi tanda-tanda penuaan kulit.

1. Pelembap yang Mengandung Ceramide Dan Nicotinamide

Ceramide

Ceramide merupakan asam lemak rantai panjang yang diproduksi oleh kelenjar sebaceous dan ditemukan secara alami di stratum korneum (lapisan luar) kulit. Pada dasarnya, ini merupakan lem yang menyatukan sel-sel kulit dan menjaga pelindung kulit agar tetap utuh dan sehat. Ceramide memperkuat fungsi pelindung permeabilitas kulit untuk mencegah hilangnya air dan penetrasi bahan kimia berbahaya dari lingkungan. Kadar ceramide di kulit menurun seiring bertambahnya usia, mengakibatkan kulit kering dan berkerut serta berkurangnya kemampuan fungsi pelindung kulit untuk pulih. Kadar ceramide juga menurun karena paparan faktor lingkungan seperti cuaca dingin (selama musim dingin) dan radiasi ultraviolet (UV) B, eksfoliasi berlebih, atau kondisi kulit tertentu seperti dermatitis atopik atau psoriasis yang menyebabkan kekeringan dan kerusakan pelindung.

Uji coba terkontrol acak pada tahun 2019 di antara 24 orang penderita xerosis (kulit kering) melaporkan bahwa penggunaan pelembap yang mengandung ceramide dua kali sehari selama 28 hari di satu sisi tulang kering dapat meningkatkan hidrasi kulit, fungsi pelindung kulit, pH kulit, mengurangi kerutan, serta memperbaiki tekstur kulit.

Nicotinamide

Nicotinamide, juga dikenal sebagai niacinamide atau nicotinic acid amide, merupakan bentuk aktif dari vitamin B3 yang larut dalam air. Nicotinamide meningkatkan fungsi pelindung kulit dengan mengurangi hilangnya air melalui lapisan luar kulit (dikenal sebagai epidermis), sehingga dapat meningkatkan hidrasi kulit. Nicotinamide juga dapat meningkatkan warna kulit dengan mengatasi pigmentasi, bercak, dan kemerahan pada kulit yang menua.

2. Tabir Surya Harian 

Kulit terkena dampak langsung dari radiasi UV matahari. Kulit yang terkena sinar matahari menua secara berbeda dibandingkan kulit yang menua secara alami seiring berjalannya waktu. Penuaan kronologis alami umumnya menyebabkan kerutan halus dan penipisan, dan kulit biasanya tampak halus, sedangkan penuaan kulit akibat sinar matahari (dikenal sebagai photoaging) menyebabkan kulit kering dan kasar dengan pigmentasi tidak teratur, kerutan kasar, serta penumpukan bahan elastis yang rusak di lapisan dalam kulit. Para peneliti memperkirakan bahwa 80-90% tanda-tanda penuaan yang terlihat disebabkan oleh paparan sinar UV (photoaging) dan bukan penuaan kronologis. 

Untungnya, ada bukti ilmiah kuat bahwa penggunaan tabir surya harian dapat mencegah photoaging. Sebagai contoh, sebuah penelitian pada tahun 2013 terhadap 903 orang dewasa berusia kurang dari 55 tahun yang diacak ke dalam salah satu dari empat kelompok melaporkan bahwa peserta acak yang menggunakan tabir surya setiap hari tidak menunjukkan peningkatan penuaan kulit yang terdeteksi setelah 4,5 tahun. Penggunaan tabir surya harian juga mengurangi penuaan kulit sebesar 24% dibandingkan penggunaan tabir surya opsional. Dalam penelitian lanjutan pada tahun 2016 terhadap 32 orang yang menggunakan tabir surya berspektrum luas setiap hari ke seluruh wajah, semua parameter photoaging, seperti tekstur kulit, kecerahan, serta pigmentasi berbintik dan belang, mengalami perbaikan setelah 12 minggu, dan perbaikan ini berlanjut sampai minggu ke-52. Manfaat tambahan tabir surya adalah efektivitasnya dalam mengurangi risiko kanker kulit seperti melanoma dan karsinoma sel skuamosa. 

Tabir surya kimia dan mineral

Secara umum, bahan tabir surya dibagi menjadi tabir surya mineral atau tabir surya kimia. Perbedaan utama di antara keduanya terletak pada responsnya terhadap sinar matahari. Tabir surya mineral (atau fisik) mengandung titanium dioksida dan seng oksida. Senyawa ini menciptakan pelindung pada kulit Anda yang memantulkan sinar UV, yang pada dasarnya bertindak sebagai perisai untuk membelokkan sinar matahari. Sebaliknya, tabir surya kimia mengandung setidaknya 1 dari 12 bahan yang mengandung karbon yang disetujui FDA yang menyerap sinar UV sebelum mencapai kulit Anda, sehingga bertindak seperti spons.

Tabir surya mineral, yang memiliki profil keamanan yang sangat baik, menawarkan perlindungan berspektrum luas (terhadap sinar UVA dan UVB) dan sering kali direkomendasikan untuk orang dengan sensitivitas kulit. Kekurangannya adalah produk ini mungkin terlalu tebal dan berat bagi orang-orang yang memiliki kulit berminyak, kurang tahan air dibandingkan tabir surya kimia, sulit digunakan, dan dapat meninggalkan noda putih/white cast pada kulit. ‘Nanopartikel’ titanium dioksida dan seng oksida berukuran mikro lebih mudah digunakan dan meninggalkan lebih sedikit residu putih pada kulit. 

Tabir surya kimia menawarkan perlindungan yang lebih baik dibandingkan tabir surya mineral terhadap radiasi UV. Dibandingkan dengan tabir surya mineral, tabir surya kimia memiliki konsistensi yang lebih ringan dan lebih mudah dipakai. Tabir surya kimia juga dapat menahan air dan keringat lebih baik, sehingga lebih disukai saat melakukan aktivitas fisik di bawah sinar matahari atau saat berenang. Namun, produk ini mungkin tidak cocok untuk orang-orang yang memiliki kulit sensitif karena bahan kimianya dapat memperburuk kondisi kulit seperti rosasea, psoriasis, atau eksem. 

Masalah keamanan terkait penggunaan tabir surya kimia

Penting untuk mengatasi kekhawatiran terkait tabir surya secara kritis. Beberapa percobaan pada manusia melaporkan bahwa bahan aktif dalam tabir surya kimia diserap ke dalam darah setelah penggunaan topikal. Hal ini menimbulkan kekhawatiran, terutama karena penelitian pada sel tunggal dan tikus menunjukkan bahwa bahan-bahan ini merupakan perusak endokrin yang mengganggu kadar dan respons hormon. Akan tetapi, tinjauan tahun 2020 menyimpulkan bahwa tidak ada cukup bukti untuk mendukung klaim bahwa peningkatan kadar oxybenzone (BP-3) dan octinoxate (OMC) dalam darah, dua bahan umum yang ditemukan dalam tabir surya kimia, menimbulkan dampak yang merugikan bagi kesehatan. Kendati demikian, tinjauan tersebut menyebutkan bahwa penelitian lebih lanjut pada manusia yang dirancang dengan baik diperlukan untuk menentukan apakah bahan kimia yang terserap ini berbahaya bagi manusia. Saat ini, American Academy of Dermatology menyatakan bahwa “rekomendasi FDA saat ini didasarkan pada bukti ilmiah terkini, dan sains tidak menunjukkan bahwa bahan tabir surya yang saat ini tersedia di AS berbahaya bagi kesehatan manusia.” Meski begitu, masyarakat masih lebih memilih menggunakan bahan tabir surya mineral seperti seng oksida karena meskipun tidak memberikan perlindungan yang baik terhadap radiasi UV matahari, tabir surya mineral tidak terserap melalui kulit. 

Bahan tabir surya kimia yang disebut bemotrizinol (bis-ethylhexyloxyphenol methoxyphenyl triazine) memberikan perlindungan yang baik terhadap panjang gelombang UV yang berbeda, dan tidak terserap ke seluruh kulit karena ukurannya yang besar. Akan tetapi, meskipun telah tersedia di Uni Eropa sejak tahun 2000 dan dipasarkan di Eropa serta Australasia dengan merek Tinosorb S dan Escalol S, keduanya belum disetujui oleh FDA sampai saat ini. Namun, bemotrizinol diharapkan mendapatkan persetujuan FDA pada pertengahan tahun 2024. 

Untuk saat ini, tabir surya terbaik untuk Anda adalah yang Anda sukai dan dapat digunakan setiap hari. 

Fotoproteksi umum

Selain menggunakan tabir surya harian berspektrum luas dengan sun protection factor (SPF) ≥ 30 pada kulit yang terpapar, cara lain untuk mencegah photoaging adalah tetap berada di tempat teduh saat berada di luar ruangan, mengenakan topi bertepi lebar dan pakaian yang melindungi kulit dari paparan matahari jika memungkinkan, memakai kacamata hitam, menghindari puncak sinar matahari antara jam 10 pagi dan jam 4 sore, menghindari sumber sinar UV lainnya (seperti tanning bed), dan tetap berhati-hati di sekitar salju, air dan pasir yang memantulkan sinar matahari yang dapat merusak kulit. 

Paparan sinar matahari pada kulit membantu tubuh kita menghasilkan vitamin D. Jika Anda mengambil tindakan untuk melindungi diri dari paparan langsung sinar UV dari matahari, pantau kadar vitamin D untuk mencegah defisiensi, dan pertimbangkan untuk menambahkan vitamin D3 dengan dosis 1000 IU/hari jika kadar vitamin D rendah. 

3. Diet Kaya Makanan Utuh, Protein Tanpa Lemak, Serat, dan Lemak Tak Jenuh 

Sebuah uji coba terkontrol acak pada 256 peserta menunjukkan bahwa diet Mediterania dengan pembatasan kalori yang juga membatasi daging olahan dan daging merah serta lebih kaya akan tumbuhan dan polifenol, dan ditambah dengan 28 g/hari kacang kenari ditambah 3-4 cangkir/hari teh hijau dan 500 ml Mankai, dikaitkan dengan penuaan biologis yang lebih rendah. Lebih lanjut, ulasan tahun 2020 membahas diet Mediterania sebagai strategi untuk mencegah kelemahan dan memperlambat perkembangan penuaan, sementara ulasan tahun 2023 menjelaskan bagaimana diet nabati dapat meningkatkan kesehatan kulit dengan mencegah photoaging, meningkatkan kekencangan dan elastisitas kulit, serta mengurangi kerutan di wajah dan pigmentasi kulit. Makalah-makalah ini memperkuat pedoman diet dan kesehatan kulit yang menyatakan bahwa “diet Mediterania sarat makanan nabati yang kaya akan buah-buahan dan sayuran segar, herba, kacang-kacangan, polong-polongan, serta serealia utuh; makanan laut, produk olahan susu, unggas, dan telur dalam jumlah sedang; dan sesekali daging merah dikaitkan dengan kesehatan kulit yang baik.”

Oleh karena itu, diet yang baik sangat penting untuk kesehatan kulit yang baik. Tidak ada diet yang bekerja sempurna untuk semua orang, akan tetapi, apa pun jenis diet dan pola makannya, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan. 

Hal ini termasuk berfokus terutama pada makanan utuh yang tidak diolah, mengonsumsi cukup protein tanpa lemak dan serat, serta mengganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh seperti minyak zaitun extra-virgin, kacang kenari, dan alpukat. Nutrisi penting paling baik diperoleh melalui makanan utuh dibandingkan dengan suplemen, akan tetapi, suplemen dapat sangat membantu bagi orang-orang yang mengalami defisiensi nutrisi.

4. Suplemen Peptida Kolagen Oral

Kolagen merupakan protein paling melimpah di dalam tubuh, dan terdiri dari tiga asam amino konsentrasi tinggi, yaitu glisina, prolina, dan hidroksiprolina. Enzim memecah kolagen menjadi peptida bioaktif yang lebih kecil, yang merupakan bentuk utama kolagen yang digunakan dalam suplemen. Peptida ini mudah diserap di saluran pencernaan sebelum masuk ke aliran darah.

Tinjauan sistematis tahun 2020 terhadap 10 publikasi melaporkan manfaat kolagen utuh atau terhidrolisis terhadap kelembapan, elastisitas, jumlah kerutan, dan kekeringan kulit. Demikian pula, uji coba terkontrol acak pada tahun 2022 terhadap 100 orang menunjukkan bahwa suplementasi peptida kolagen oral dengan berat molekul rendah dapat mengatasi kerutan kecil sekitar mata, kerutan wajah (sebesar 8%), meningkatkan elastisitas dan hidrasi kulit, mengurangi kekasaran kulit, serta memperbaiki keutuhan pelindung kulit wajah yang mengalami penuaan akibat sinar matahari.

Apakah suplemen peptida kolagen memberikan manfaat tambahan jika Anda mengonsumsi cukup protein?

Jawaban singkatnya adalah, ya. 

Peptida kolagen merupakan asam amino rantai pendek (bahan penyusun protein). Oleh karena itu, beberapa kritikus berpendapat bahwa tidak ada manfaat tambahan dari suplementasi peptida kolagen jika Anda mengonsumsi cukup protein karena kedua strategi tersebut menyuplai asam amino ke tubuh kita. 

Namun, seperti yang dijelaskan dalam meta-analisis tahun 2023 dari 26 uji coba terkontrol acak yang melibatkan 1.721 pasien, kita memiliki pengangkut peptida khusus yang memungkinkan peptida kolagen diserap dan mencapai kulit, sehingga dapat bertahan lebih lama dibandingkan di bagian tubuh lainnya, yang menghasilkan peningkatan signifikan dalam hidrasi dan elastisitas kulit. Uji coba terkontrol acak pada 31 pasien pria yang mengalami luka bakar menunjukkan bahwa konsumsi suplemen berbasis kolagen terhidrolisis selama empat minggu dapat mempercepat penyembuhan luka.  

Secara keseluruhan, dan selain memenuhi target protein, suplemen peptida kolagen menunjukkan manfaat terhadap penuaan kulit dan dosis harian yang diberikan umumnya berkisar antara 10-15 g.

5. Suplemen Asam Hialuronat Oral

Asam hialuronat (hyaluronan), zat alami dalam tubuh manusia, banyak terdapat di kulit, persendian, dan mata. Senyawa ini berperan penting dalam memastikan jaringan tetap lembap dan terlumasi dengan baik. Meskipun kandungannya di kulit sangat berlimpah, jumlah asam hialuronat menurun seiring bertambahnya usia. Sebagai contoh, orang berusia 75 tahun hanya memiliki 25% asam hialuronat di kulitnya dibandingkan dengan orang berusia 19 tahun. Untungnya, seperti halnya kolagen, penelitian klinis telah menunjukkan bahwa suplementasi asam hialuronat secara oral dapat meningkatkan hidrasi, warna, ketebalan, elastisitas, kekencangan, kilau, dan kekenyalan kulit sekaligus mengurangi kerutan dan melindungi dari dehidrasi. 

Ada kekhawatiran keamanan seputar fakta bahwa asam hialuronat dapat meningkatkan pertumbuhan kanker. Akan tetapi, sebuah penelitian pada tahun 2014 terhadap tikus penderita kanker tidak menunjukkan adanya efek merugikan dari suplementasi asam hialuronat oral terhadap proliferasi dan metastasis tumor. Uji coba pada manusia yang berlangsung minimal 12 bulan juga tidak melaporkan adanya masalah keamanan. 

Saat asam hialuronat dengan berat molekul tinggi dicerna, bakteri usus memecahnya menjadi fragmen yang lebih pendek dengan berat molekul rendah yang akhirnya mencapai kulit. Asam hialuronat dengan berat molekul tinggi dan rendah mengurangi kerutan kulit serta meningkatkan kilau dan kekenyalan kulit. Literatur saat ini menunjukkan bahwa berat molekul asam hialuronat dalam suplemen mungkin tidak berdampak secara signifikan terhadap manfaatnya, akan tetapi diperlukan adanya riset lebih lanjut. Dosis umum yang digunakan dalam uji coba pada manusia berkisar antara 80 mg sampai 200 mg per hari.

Secara keseluruhan, contoh rutinitas perawatan kulit pagi hari adalah mandi, menggunakan pelembap, dan menunggu beberapa menit sebelum mengoleskan tabir surya (idealnya mengandung bemotrizinol). Selanjutnya, Anda dapat mengonsumsi sarapan sehat yang diikuti dengan suplemen peptida kolagen oral dengan dosis 10-15 g dan suplemen asam hialuronat oral dengan dosis 200 mg. 

6. Latihan Kekuatan

Latihan fisik merupakan strategi utama untuk mencapai umur yang lebih panjang dan sehat. Banyaknya manfaat kesehatan fisik dan psikologis yang ditawarkan oleh olahraga sudah banyak diketahui. Kebugaran fisik yang lebih tinggi secara konsisten dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah, dan olahraga mirip polipil yang berdampak positif terhadap tanda-tanda penuaan. 

Manfaat olahraga terhadap organ seperti jantung, otak, dan otot sudah diketahui secara luas, akan tetapi, dampak olahraga terhadap kesehatan kulit belum terlalu dipahami. Sebuah penelitian menarik pada tahun 2023 terhadap wanita Jepang paruh baya yang sehat dan tidak banyak bergerak menunjukkan bahwa aerobik dan latihan kekuatan dapat meningkatkan elastisitas kulit, memperbaiki struktur dermis bagian atas (lapisan dalam kulit), serta mengurangi tingkat faktor inflamasi dalam darah. Akan tetapi, latihan kekuatan yang bukan aerobik juga dapat meningkatkan ketebalan dermis. Temuan ini menegaskan kembali pentingnya latihan kekuatan (latihan ‘beban’) bagi kesehatan kulit. 

7. Krim Malam Retinoid

Apa itu retinoid?

Vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang penting untuk berbagai fungsi tubuh. Vitamin A tersedia dalam beberapa bentuk yang dikenal sebagai retinoid, yang merupakan bentuk vitamin A alami atau sintetis dan memiliki fitur biologis yang sama dengan vitamin A. Retinoid meliputi retinol (bentuk alkohol vitamin A), asam retinoat (bentuk aktif vitamin A), adapalene, tazarotene, retinaldehida, serta retinal ester. Retinoid berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit karena merangsang sel untuk memproduksi lebih banyak serat kolagen, dan meningkatkan suplai darah ke kulit. Memang benar, retinoid dapat mencegah dan memperbaiki gambaran klinis photoaging. Retinoid ditambahkan ke dalam krim kulit, losion, dan serum karena kemampuannya untuk meningkatkan kesehatan kulit, akan tetapi, dengan kekuatan dan efektivitas yang berbeda.

Jenis retinoid

Asam retinoat (tretinoin) secara signifikan lebih kuat dibandingkan retinol karena dapat meningkatkan kesehatan kulit dengan mendorong pembaruan sel, pergantian sel, dan perbaikan kerusakan DNA secara langsung. Secara khusus, tretinoin melawan photoaging, menyamarkan kerutan, meratakan warna kulit, serta meningkatkan kekencangan kulit. Tretinoin diregulasi oleh FDA dan umumnya memerlukan resep. 

Retinol, retinoid yang kurang efektif dibandingkan tretinoin, memerlukan konversi enzimatik menjadi asam retinoat saat digunakan pada kulit. Proses ini menghasilkan efek yang lebih lambat dan tidak terlalu mencolok dibandingkan dengan tretinoin, akan tetapi masih terbukti dapat menyamarkan kerutan halus serta meningkatkan produksi kolagen dengan iritasi kulit yang lebih ringan dibandingkan tretinoin. Retinol umumnya tersedia tanpa resep di berbagai produk perawatan kulit.

Adapalene bekerja sama baiknya dengan tretinoin untuk mengatasi photoaging dan kerutan. Umumnya digunakan pada konsentrasi 0,3%. Adapalene merupakan retinoid topikal yang sangat jarang mengiritasi kulit.

Tazarotene topikal, yang digunakan pada konsentrasi 0,05-0,1%, telah disetujui FDA untuk mengatasi psoriasis, jerawat, serta penuaan kulit akibat sinar matahari (masalah pigmentasi dan kerutan). 

Hati-hati dengan krim retinoid

Berhati-hatilah saat mulai menggunakan krim retinoid karena dapat mengiritasi kulit. 

  • Sebaiknya, gunakan setiap 2-3 malam sekali sebagai permulaan agar kulit dapat beradaptasi. Beberapa orang lebih suka menggunakan krim retinoid hanya sekali atau dua kali dalam seminggu.
  • Pastikan Anda memakai tabir surya di pagi hari.
  • Jangan mencampurkan krim retinoid dengan produk lain seperti eksfolian (lihat di bawah ini), terutama saat pertama kali mulai menggunakan krim retinoid. Jangan gunakan krim retinoid saat menggunakan produk seperti eksfolian pada malam hari. 

8. Eksfolian yang Mengandung Asam Hidroksi Alfa

Ulasan tahun 2023 membahas kemajuan riset seputar penuaan kulit dan bahan aktif yang menjanjikan. Di antaranya adalah eksfolian asam laktat dan asam glikolat, yang keduanya dikenal sebagai asam hidroksi alfa. 

Asam laktat meningkatkan sintesis kolagen dan elastisitas kulit, serta mengurangi pigmentasi kulit dan ukuran pori-pori. Sebuah penelitian tahun 1996 menunjukkan bahwa asam laktat 12% yang digunakan selama tiga bulan dapat menjadikan kulit semakin kencang, tebal, dan halus, serta mengurangi garis dan kerutan. 

Asam glikolat merupakan asam organik yang dapat mengurangi inflamasi dan penuaan sel akibat UVB. Asam glikolat juga dapat mencegah kerutan dan memberikan manfaat kosmetik pada kulit secara keseluruhan. 

Untuk mendukung hal ini, pedoman klinis menyatakan bahwa asam hidroksi alfa dapat memengaruhi lapisan kulit yang lebih dalam bila digunakan pada konsentrasi yang lebih tinggi dan untuk waktu yang lebih lama. Ini dapat meningkatkan regenerasi kolagen dan elastin, sehingga dapat menyamarkan garis-garis halus. 

Kesimpulan

Dari suplemen hingga krim dan kebiasaan gaya hidup, strategi yang didukung sains ini dapat membantu mendukung tampilan kulit secara keseluruhan. Ada peningkatan minat terhadap strategi untuk melawan atau memperlambat tanda-tanda penuaan yang terlihat, bukan hanya karena alasan estetika tetapi karena tampilan kulit mencerminkan peluang untuk memiliki umur yang panjang. Dalam hal ini, mencegah lebih baik daripada mengobati. Meskipun hasil setiap orang dapat berbeda-beda, menerapkan praktik-praktik ini dapat berkontribusi terhadap kulit yang lebih sehat dan membantu mencegah atau memperbaiki tanda-tanda penuaan kulit.

Seperti halnya suplemen apa pun, penting untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan terkait sebelum memulai konsumsi suplemen kesehatan kulit untuk memastikan suplemen tersebut aman dan sesuai dengan kebutuhan pribadi Anda.

Referensi:

  1. Gunn DA, De Craen AJM, Dick JL, Tomlin CC, Van Heemst D, Catt SD, et al. Facial Appearance Reflects Human Familial Longevity and Cardiovascular Disease Risk in Healthy Individuals. The Journals of Gerontology: Series A. 2013 Feb;68(2):145–52. 
  2. www.heart.org [Internet]. [cited 2024 Mar 12]. Heart and Stroke Statistics. Available from: https://www.heart.org/en/about-us/heart-and-stroke-association-statistics
  3. Rittie L, Fisher GJ. Natural and Sun-Induced Aging of Human Skin. Cold Spring Harbor Perspectives in Medicine. 2015 Jan 1;5(1):a015370–a015370. 
  4. Gilchrest BA. A review of skin ageing and its medical therapy. British Journal of Dermatology. 1996 Dec;135(6):867–75. 
  5. Griffiths CEM. The clinical identification and quantification of photodamage. British Journal of Dermatology. 1992 Sep;127(S41):37–42. 
  6. Uitto J. The role of elastin and collagen in cutaneous aging: intrinsic aging versus photoexposure. J Drugs Dermatol. 2008 Feb;7(2 Suppl):s12-16. 
  7. Langton AK, Sherratt MJ, Griffiths CEM, Watson REB. Review Article: A new wrinkle on old skin: the role of elastic fibres in skin ageing. Intern J of Cosmetic Sci. 2010 Oct;32(5):330–9. 
  8. Farage MA, Miller KW, Elsner P, Maibach HI. Intrinsic and extrinsic factors in skin ageing: a review. Intern J of Cosmetic Sci. 2008 Apr;30(2):87–95. 
  9. Südel KM, Venzke K, Mielke H, Breitenbach U, Mundt C, Jaspers S, et al. Novel Aspects of Intrinsic and Extrinsic Aging of Human Skin: Beneficial Effects of Soy Extract. Photochem Photobiol. 2004;2004-06-16-RA-202. 
  10. Flament F, Bazin R, Rubert, Simonpietri, Piot B, Laquieze. Effect of the sun on visible clinical signs of aging in Caucasian skin. CCID. 2013 Sep;221. 
  11. Photo of 92-Year-Old’s Face and Neck Shows 40 Years’ of Sun Damage [Internet]. [cited 2024 Mar 13]. Available from: https://www.businessinsider.com/woman-sunscreen-face-neck-40-years-sun-damage-photo-2022-9
  12. Boyd AS, Naylor M, Cameron GS, Pearse AD, Gaskell SA, Neldner KH. The effects of chronic sunscreen use on the histologic changes of dermatoheliosis. Journal of the American Academy of Dermatology. 1995 Dec;33(6):941–6. 
  13. Hughes MCB, Williams GM, Baker P, Green AC. Sunscreen and Prevention of Skin Aging: A Randomized Trial. Ann Intern Med. 2013 Jun 4;158(11):781. 
  14. Randhawa M, Wang S, Leyden JJ, Cula GO, Pagnoni A, Southall MD. Daily Use of a Facial Broad Spectrum Sunscreen Over One-Year Significantly Improves Clinical Evaluation of Photoaging. Dermatol Surg. 2016 Dec;42(12):1354–61. 
  15. Sander M, Sander M, Burbidge T, Beecker J. The efficacy and safety of sunscreen use for the prevention of skin cancer. CMAJ. 2020 Dec 14;192(50):E1802–8. 
  16. Sunscreens: A Complete Overview — DermNet [Internet]. [cited 2024 Mar 13]. Available from: https://dermnetnz.org/topics/topical-sunscreen-agents
  17. Matta MK, Zusterzeel R, Pilli NR, Patel V, Volpe DA, Florian J, et al. Effect of Sunscreen Application Under Maximal Use Conditions on Plasma Concentration of Sunscreen Active Ingredients: A Randomized Clinical Trial. JAMA. 2019 Jun 4;321(21):2082. 
  18. Wang J, Pan L, Wu S, Lu L, Xu Y, Zhu Y, et al. Recent Advances on Endocrine Disrupting Effects of UV Filters. IJERPH. 2016 Aug 3;13(8):782. 
  19. LaPlante CD, Bansal R, Dunphy KA, Jerry DJ, Vandenberg LN. Oxybenzone Alters Mammary Gland Morphology in Mice Exposed During Pregnancy and Lactation. Journal of the Endocrine Society. 2018 Aug 1;2(8):903–21. 
  20. Schlumpf M, Cotton B, Conscience M, Haller V, Steinmann B, Lichtensteiger W. In vitro and in vivo estrogenicity of UV screens. Environ Health Perspect. 2001 Mar;109(3):239–44. 
  21. Suh S, Pham C, Smith J, Mesinkovska NA. The banned sunscreen ingredients and their impact on human health: a systematic review. Int J Dermatology. 2020 Sep;59(9):1033–42. 
  22. Sunscreen FAQs [Internet]. [cited 2024 Mar 13]. Available from: https://www.aad.org/media/stats-sunscreen
  23. Yaskolka Meir A, Keller M, Hoffmann A, Rinott E, Tsaban G, Kaplan A, et al. The effect of polyphenols on DNA methylation-assessed biological age attenuation: the DIRECT PLUS randomized controlled trial. BMC Med. 2023 Sep 25;21(1):364. 
  24. Capurso C, Bellanti F, Lo Buglio A, Vendemiale G. The Mediterranean Diet Slows Down the Progression of Aging and Helps to Prevent the Onset of Frailty: A Narrative Review. Nutrients. 2019 Dec 21;12(1):35. 
  25. Flores-Balderas X, Peña-Peña M, Rada KM, Alvarez-Alvarez YQ, Guzmán-Martín CA, Sánchez-Gloria JL, et al. Beneficial Effects of Plant-Based Diets on Skin Health and Inflammatory Skin Diseases. Nutrients. 2023 Jun 22;15(13):2842. 
  26. Collagen | DermNet [Internet]. [cited 2024 Mar 13]. Available from: https://dermnetnz.org/topics/collagen
  27. Iwai K, Hasegawa T, Taguchi Y, Morimatsu F, Sato K, Nakamura Y, et al. Identification of Food-Derived Collagen Peptides in Human Blood after Oral Ingestion of Gelatin Hydrolysates. J Agric Food Chem. 2005 Aug 1;53(16):6531–6. 
  28. Barati M, Jabbari M, Navekar R, Farahmand F, Zeinalian R, Salehi‐Sahlabadi A, et al. Collagen supplementation for skin health: A mechanistic systematic review. J of Cosmetic Dermatology. 2020 Nov;19(11):2820–9. 
  29. Kim J, Lee SG, Lee J, Choi S, Suk J, Lee JH, et al. Oral Supplementation of Low-Molecular-Weight Collagen Peptides Reduces Skin Wrinkles and Improves Biophysical Properties of Skin: A Randomized, Double-Blinded, Placebo-Controlled Study. Journal of Medicinal Food. 2022 Dec 1;25(12):1146–54. 
  30. Pu SY, Huang YL, Pu CM, Kang YN, Hoang KD, Chen KH, et al. Effects of Oral Collagen for Skin Anti-Aging: A Systematic Review and Meta-Analysis. Nutrients. 2023 Apr 26;15(9):2080. 
  31. Shigemura Y, Kubomura D, Sato Y, Sato K. Dose-dependent changes in the levels of free and peptide forms of hydroxyproline in human plasma after collagen hydrolysate ingestion. Food Chemistry. 2014 Sep;159:328–32. 
  32. Bagheri Miyab K, Alipoor E, Vaghardoost R, Saberi Isfeedvajani M, Yaseri M, Djafarian K, et al. The effect of a hydrolyzed collagen-based supplement on wound healing in patients with burn: A randomized double-blind pilot clinical trial. Burns. 2020 Feb;46(1):156–63. 
  33. Laurent TC, Fraser JR. Hyaluronan. FASEB J. 1992 Apr;6(7):2397–404. 
  34. Meyer LJM, Stern R. Age-Dependent Changes of Hyaluronan in Human Skin. Journal of Investigative Dermatology. 1994 Mar;102(3):385–9. 
  35. Longas MO, Russell CS, He XY. Evidence for structural changes in dermatan sulfate and hyaluronic acid with aging. Carbohydrate Research. 1987 Jan;159(1):127–36. 
  36. Gao Y, Wang R, Zhang L, Fan Y, Luan J, Liu Z, et al. Oral administration of hyaluronic acid to improve skin conditions via a randomized double‐blind clinical test. Skin Research and Technology. 2023 Nov;29(11):e13531. 
  37. Oe M, Sakai S, Yoshida H, Okado N, Kaneda H, Masuda Y, et al. Oral hyaluronan relieves wrinkles: a double-blinded, placebo-controlled study over a 12-week period. CCID. 2017 Jul;Volume 10:267–73. 
  38. Michelotti A, Cestone E, De Ponti I, Pisati M, Sparta E, Tursi F. Oral intake of a new full-spectrum hyaluronan improves skin profilometry and ageing: a randomized, double-blind, placebo-controlled clinical trial. European Journal of Dermatology. 2021 Dec;31(6):798–805. 
  39. Seino S, Takeshita F, Asari A, Masuda Y, Kunou M, Ochiya T. No Influence of Exogenous Hyaluronan on the Behavior of Human Cancer Cells or Endothelial Cell Capillary Formation. Journal of Food Science [Internet]. 2014 Jul [cited 2024 Feb 28];79(7). Available from: https://ift.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/1750-3841.12500
  40. Tashiro T, Seino S, Sato T, Matsuoka R, Masuda Y, Fukui N. Oral Administration of Polymer Hyaluronic Acid Alleviates Symptoms of Knee Osteoarthritis: A Double-Blind, Placebo-Controlled Study over a 12-Month Period. The Scientific World Journal. 2012;2012:1–8. 
  41. Oe M, Mitsugi K, Odanaka W, Yoshida H, Matsuoka R, Seino S, et al. Dietary Hyaluronic Acid Migrates into the Skin of Rats. The Scientific World Journal. 2014;2014:1–8. 
  42. Mandsager K, Harb S, Cremer P, Phelan D, Nissen SE, Jaber W. Association of Cardiorespiratory Fitness With Long-term Mortality Among Adults Undergoing Exercise Treadmill Testing. JAMA Netw Open. 2018 Oct 19;1(6):e183605. 
  43. Rebelo-Marques A, De Sousa Lages A, Andrade R, Ribeiro CF, Mota-Pinto A, Carrilho F, et al. Aging Hallmarks: The Benefits of Physical Exercise. Front Endocrinol. 2018 May 25;9:258. 
  44. Pinckard K, Baskin KK, Stanford KI. Effects of Exercise to Improve Cardiovascular Health. Front Cardiovasc Med. 2019 Jun 4;6:69. 
  45. Konopka LM. How exercise influences the brain: a neuroscience perspective. Croat Med J. 2015 Apr;56(2):169–71. 
  46. Distefano G, Goodpaster BH. Effects of Exercise and Aging on Skeletal Muscle. Cold Spring Harb Perspect Med. 2018 Mar;8(3):a029785. 
  47. Nishikori S, Yasuda J, Murata K, Takegaki J, Harada Y, Shirai Y, et al. Resistance training rejuvenates aging skin by reducing circulating inflammatory factors and enhancing dermal extracellular matrices. Sci Rep. 2023 Jun 23;13(1):10214. 
  48. Zasada M, Budzisz E. Retinoids: active molecules influencing skin structure formation in cosmetic and dermatological treatments. pdia. 2019;36(4):392–7. 
  49. Milani M, Colombo F. Skin Anti-Aging Effect of Oral Vitamin A Supplementation in Combination with Topical Retinoic Acid Treatment in Comparison with Topical Treatment Alone: A Randomized, Prospective, Assessor-Blinded, Parallel Trial. Cosmetics. 2023 Oct 18;10(5):144. 
  50. Chung JH, Eun HC. Angiogenesis in skin aging and photoaging. The Journal of Dermatology. 2007 Sep;34(9):593–600. 
  51. Griffiths CEM. The role of retinoids in the prevention and repair of aged and photoaged skin: Retinoids and ageing. Clinical and Experimental Dermatology. 2001 Oct;26(7):613–8. 
  52. Mukherjee S, Date A, Patravale V, Korting HC, Roeder A, Weindl G. Retinoids in the treatment of skin aging: an overview of clinical efficacy and safety. Clinical Interventions in Aging. 2006 Dec;1(4):327–48. 
  53. Kafi R, Kwak HSR, Schumacher WE, Cho S, Hanft VN, Hamilton TA, et al. Improvement of Naturally Aged Skin With Vitamin A (Retinol). Arch Dermatol [Internet]. 2007 May 1 [cited 2024 Mar 13];143(5). Available from: http://archderm.jamanetwork.com/article.aspx?doi=10.1001/archderm.143.5.606
  54. Bagatin E, Gonçalves HDS, Sato M, Almeida LMC, Miot HA. Comparable efficacy of adapalene 0.3% gel and tretinoin 0.05% cream as treatment for cutaneous photoaging. European Journal of Dermatology. 2018 May;28(3):343–50. 
  55. Rendon MI, Barkovic S. Clinical Evaluation of a 4% Hydroquinone + 1% Retinol Treatment Regimen for Improving Melasma and Photodamage in Fitzpatrick Skin Types III-VI. J Drugs Dermatol. 2016 Nov 1;15(11):1435–41. 
  56. Topical retinoids (vitamin a creams) | DermNet [Internet]. [cited 2024 Mar 13]. Available from: https://dermnetnz.org/topics/topical-retinoids
  57. He X, Wan F, Su W, Xie W. Research Progress on Skin Aging and Active Ingredients. Molecules. 2023 Jul 20;28(14):5556. 
  58. Oh S, Seo SB, Kim G, Batsukh S, Son KH, Byun K. Poly-D,L-Lactic Acid Stimulates Angiogenesis and Collagen Synthesis in Aged Animal Skin. IJMS. 2023 Apr 28;24(9):7986. 
  59. Bohnert K, Dorizas A, Lorenc P, Sadick NS. Randomized, Controlled, Multicentered, Double-Blind Investigation of Injectable Poly-l-Lactic Acid for Improving Skin Quality. Dermatol Surg. 2019 May;45(5):718–24. 
  60. Smith WP. Epidermal and dermal effects of topical lactic acid. Journal of the American Academy of Dermatology. 1996 Sep;35(3):388–91. 
  61. Tang SC, Tang LC, Liu CH, Liao PY, Lai JC, Yang JH. Glycolic acid attenuates UVB-induced aquaporin-3, matrix metalloproteinase-9 expression, and collagen degradation in keratinocytes and mouse skin. Biochemical Journal. 2019 May 31;476(10):1387–400. 
  62. Santos‐Caetano JP, Vila R, Gfeller CF, Cargill M, Mahalingam H. Cosmetic use of three topical moisturizers following glycolic acid facial peels. J of Cosmetic Dermatology. 2020 Mar;19(3):660–70. 
  63. Alpha hydroxy acid facial treatments | DermNet [Internet]. [cited 2024 Mar 13]. Available from: https://dermnetnz.org/topics/alpha-hydroxy-acid-facial-treatments