Sambiloto (Andrographis paniculata) merupakan tanaman herbal yang tumbuh di seluruh Asia. Tanaman ini digunakan dalam Pengobatan Tradisional Tiongkok dan Ayurveda. Dikenal sebagai "echinacea India" dalam budaya Barat karena penggunaannya yang serupa dalam mendukung kesehatan imun, terutama selama dan saat pengujian. Dukungan ilmiah yang signifikan telah ditemukan untuk ekstrak Sambiloto yang kaya akan andrografolida, senyawa aktif yang bertanggung jawab atas manfaat kesehatan tanaman. Meskipun fokus penelitian telah membuktikan efek manfaatnya terhadap fungsi imun, ekstrak Sambiloto juga menunjukkan berbagai efek lainnya dalam mendukung kesehatan yang baik.1

Studi Klinis seputar Dukungan Imun

Ada lebih dari empat puluh studi klinis dengan pengolahan Sambiloto yang menunjukkan kemampuannya untuk meningkatkan fungsi imun. Dalam meta-analisis studi manusia terkontrol pada orang dewasa dan anak-anak yang menderita infeksi saluran pernapasan akut, para peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan Sambiloto untuk mendukung fungsi imun membantu memperbaiki gejala seperti sakit tenggorokan, pilek, serta penyumbatan pada saluran pernapasan.2

Sebuah studi klinis double-blind, terkontrol plasebo mengevaluasi manfaat ekstrak Sambiloto (distandardisasi mengandung >30% andrografolida) pada 223 subjek dengan gejala flu biasa (batuk, pilek, sakit kepala, demam, sakit tenggorokan, sakit telinga, malaise/kelelahan, dan gangguan tidur).3 Subjek uji menerima AP-Bio® (200 mg/hari) atau plasebo selama lima hari. Ekstrak Sambiloto menunjukkan penurunan yang signifikan dalam skor gejala secara keseluruhan pada hari kelima dibandingkan dengan kelompok plasebo, dan tidak ditemukan adanya efek samping. Perbandingan efektivitas keseluruhan ekstrak Sambiloto adalah 2,1 kali (52,7%) lebih tinggi dibanding plasebo, menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mengurangi gejala flu biasa.

Sambiloto Menjadi Semakin Terkenal

Popularitas dan kesadaran yang besar akan khasiat dari Sambiloto sebagai pendukung imun dalam melawan flu biasa membuatnya menjadi semakin populer saat wabah jenis infeksi virus lainnya di Asia melanda. Perkembangan paling signifikan terjadi pada akhir tahun 2020 saat Kementerian Kesehatan Thailand menyetujui penggunaan Sambiloto untuk mengobati gejala pernapasan ringan seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan. Seperti agen antivirus lainnya, hasil terbaik ditunjukkan pada saat Sambiloto diberikan sesegera mungkin setelah pengujian virus. Kementerian Kesehatan Thailand menyebutkan sebuah penelitian yang mengarah pada persetujuan terhadap penggunaan pada pasien dengan kondisi yang disarankan, hasil menunjukkan bahwa kondisinya membaik setelah diobati selama 3 hari tanpa efek samping jika obat diberikan dalam waktu 72 jam setelah pengujian mendapat hasil positif. Lebih dari 11.000 narapidana di penjara Thailand berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasilnya sangat mengesankan sehingga pada Agustus 2021, pemerintah Thailand memerintahkan penjara di seluruh negeri untuk membudidayakan tanaman tersebut untuk segera digunakan dalam menyiapkan tablet Sambiloto yang murah bagi para napi. 

Studi klinis yang lebih detail untuk Sambiloto sedang dilakukan. Uji coba terbesar diperkirakan akan selesai pada Mei 2022. Ini melibatkan lebih dari 3.000 peserta, jadi ini merupakan studi berskala besar. Studi ini membandingkan ekstrak Sambiloto dengan perawatan standar pada orang yang positif terinfeksi virus tetapi tanpa gejala. Dosis yang digunakan dalam percobaan ini memberikan kandungan andrografolida 60 mg yang diminum tiga kali sehari sebelum makan selama lima hari. Hasil utamanya adalah kelompok mana yang mengalami gejala paling parah.

Andrografolida: Komponen Utama

Andrografolida merupakan senyawa pahit dalam Sambiloto yang telah muncul dari penyelidikan ilmiah sebagai senyawa paling aktif dari tanaman dan ekstraknya. Andrografolida telah menunjukkan berbagai efek pada fungsi imun yang diyakini bertanggung jawab atas manfaat Sambiloto dalam mendukung fungsi imun selama terserang virus, terutama flu biasa. Selain aktivitas peningkatan imun, andrografolida dapat membantu melindungi paru-paru dari kerusakan selama infeksi serta beberapa aktivitas antivirus tertentu.4,5

Ada berbagai virus yang menghasilkan protease yang memungkinkannya menginfeksi sel manusia. Sudah terbukti bahwa senyawa yang menghambat protease virus akan menghambat masuknya virus ke dalam sel manusia. Andrografolida telah terbukti menghambat protease virus. Faktanya, terhadap beberapa virus tertentu, andrografolida menunjukkan tindakan penghambatan yang lebih baik dibandingkan senyawa lain dalam hal ini.5,6

Andrografolida juga menunjukkan efek antivirus lainnya, termasuk menghambat beberapa aspek replikasi virus dan kemampuan virus tertentu untuk menggunakan protein spesifiknya untuk menempel pada area reseptor pada sel manusia, memungkinkan virus memasuki sel.5,6

Kesehatan Imun

Andrografolida memberikan beberapa efek peningkatan imun yang signifikan.5 Misalnya, meningkatkan produksi jenis sel darah putih yang dikenal sebagai sel pembunuh alami atau sel NK. 

Andrografolida juga meningkatkan aksi dari sel darah putih berjenis lain yang dikenal sebagai sel T pembantu. Sel-sel ini sangat penting dalam menghasilkan respons imun yang efektif. Sel T memiliki senyawa kimia penting yang mengaktifkan sistem imun, termasuk senyawa antivirus seperti interferon.

Efek andrografolida yang tidak spesifik terhadap fungsi imun menjadikannya berfungsi untuk meningkatkan mekanisme pertahanan imun secara menyeluruh.5

Kesehatan Usus

Andrografolida telah terbukti memperkuat pelindung gastrointestinal dan mengurangi "kebocoran" usus dengan meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme yang sangat penting, yakni Akkermansia muciniphila.7 Bakteri ini bekerja dengan sel-sel yang melapisi usus untuk menghasilkan musin yang melindungi lapisan usus dari kerusakan. Sebagai contoh, bakteri ini juga mengaktifkan sel-sel yang dikenal sebagai sel M di lapisan usus yang juga sangat penting dalam mengatur sambungan antara sel-sel usus melalui aksi pada protein sambungan ketat yang menyatukan sel-sel usus. 

Dalam keadaan normal, lapisan usus kecil hampir anti bocor (kedap air), dan hanya molekul makanan yang dicerna sepenuhnya yang diizinkan melewati lapisan ini ke dalam aliran darah dan pembuluh getah bening. Saat lapisan usus terlalu berpori atau bocor, sejumlah besar "puing-puing molekul" seperti komponen makanan yang tidak tercerna dan yang sebagian dicerna serta fragmen dari mikroorganisme akhirnya masuk ke aliran darah. Hal ini menyebabkan banyak tekanan pada sistem imun, hati, dan hampir setiap organ atau sistem tubuh lainnya. Ini juga menyebabkan peradangan dan berbagai masalah kesehatan.

Sambiloto umumnya telah digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan pengobatan Ayurveda sebagai tonik umum. Efek pada pelindung usus ini mendukung penggunaan ini. Sindrom usus bocor ditandai dengan gas, kembung, masalah pencernaan lainnya, nyeri otot atau sendi, kelelahan, lekas marah, lesu, perubahan suasana hati, konsentrasi yang buruk, kesulitan untuk mengingat, gangguan tidur, dan masalah lainnya.

Peradangan dan Kesehatan Sendi

Penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak Sambiloto mampu meningkatkan respons antiinflamasi dengan mengaktifkan protein pensinyalan (PPAR-gamma) secara alami yang menghambat pembentukan promotor peradangan kritis (NF-kappa B).8 Hasil dari tindakan ini adalah berkurangnya produksi senyawa inflamasi dalam tubuh. Efek ini dimanfaatkan dengan baik dalam mendukung respons tubuh terhadap peradangan di mana pun peradangan tersebut terjadi. Sebagai contoh, studi klinis telah menunjukkan bahwa ekstrak Sambiloto mampu meningkatkan kesehatan sendi dengan mengurangi pembengkakan dan nyeri pada sendi serta mengurangi kerusakan tulang rawan. Ekstrak Sambiloto juga meningkatkan skor klinis untuk sendi yang kaku, fungsi fisik, dan kelelahan.9

Dosis Dan Interaksi

Untuk mendukung imun, dosis rata-rata ekstrak Sambiloto (distandardisasi mengandung >30% andrografolida) adalah 100 mg dua kali sehari. Dosis untuk berbagai ekstrak Sambiloto adalah 300 hingga 600 mg setiap hari untuk penggunaan lain.

Tidak ada efek samping atau interaksi obat yang ditemukan pada tingkat dosis yang dianjurkan. Bahkan pada dosis yang jauh lebih tinggi dibanding yang biasanya digunakan, Sambiloto tidak menghasilkan reaksi yang merugikan pada subjek yang sehat.

Referensi:

  1. Akbar S. Andrographis paniculata: a review of pharmacological activities and clinical effects. Altern Med Rev. 2011;16(1):66-77. 
  2. Hu XY, Wu RH, Logue M, et al. Andrographis paniculata (Chu?n X?n Lián) for symptomatic relief of acute respiratory tract infections in adults and children: a systematic review and meta-analysis. PLoS One. 2017;12(8):e0181780.
  3. Saxena RC, Singh R, Kumar P, et al. A randomized double blind placebo-controlled clinical evaluation of extract of Andrographis paniculata (KalmCold™) in patients with uncomplicated upper respiratory tract infection. Phytomedicine. 2010;17(3-4):178-185.
  4. Mussard E, Cesaro A, Lespessailles E, Legrain B, Berteina-Raboin S, Toumi H. Andrographolide, a natural antioxidant: an update. Antioxidants (Basel). 2019;8(12):E571. 
  5. Mishra A, Shaik HA, Sinha RK, Shah BR. Andrographolide: A Herbal-Chemosynthetic Approach for Enhancing Immunity, Combating Viral Infections, and Its Implication on Human Health. Molecules. 2021;26(22):7036.
  6. Jadhav AK, Karuppayil SM. Andrographis paniculata (Burm. F) Wall ex Nees: Antiviral properties. Phytother Res. 2021;35(10):5365-5373.
  7. Su H, Mo J, Ni J, et al. Andrographolide Exerts Antihyperglycemic Effect through Strengthening Intestinal Barrier Function and Increasing Microbial Composition of Akkermansia muciniphila. Oxid Med Cell Longev. 2020;2020:2638703.
  8. Shu J, Huang R, Tian Y, Liu Y, Zhu R, Shi G. Andrographolide protects against endothelial dysfunction and inflammatory response in rats with coronary heart disease by regulating PPAR and NF-κB signaling pathways. Ann Palliat Med. 2020;9(4):1965-1975.
  9. Hancke JL, Srivastav S, Cáceres DD, Burgos RA. A double-blind, randomized, placebo-controlled study to assess the efficacy of Andrographis paniculate standardized extract (ParActin®) on pain reduction in subjects with knee osteoarthritis. Phytother Res. 2019;33(5):1469-1479. View abstract.
  10. Suriyo T, Pholphana N, Ungtrakul T, et al. Clinical Parameters following Multiple Oral Dose Administration of a Standardized Andrographis paniculata Capsule in Healthy Thai Subjects. Planta Med. 2017;83(9):778-789.